Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Sadari, Tanda-tanda Orangtua yang Terlalu Permisif pada Anak

Jika pola asuh yang diterapkan orangtua tidak cocok dengan karakter anak, maka hal itu bisa menjadi bumerang bagi masa depan mereka.

Banyak orangtua yang dikenal sering memanjakan anaknya, memberikan kebebasan penuh pada anak dalam belajar bertanggung jawab dengan sendirinya.

Pola asuh ini disebut permissive parenting, atau pola asuh permisif.

Orangtua yang permisif tampak penuh perhatian dan hangat, namun cenderung tidak menetapkan batasan dan ekspektasi tentang sesuatu yang dapat diterima dan tidak.

"Saya melihat anak berjuang dengan orangtua yang terlalu permisif, sama seperti saya melihat anak yang kesulitan menghadapi orangtua yang mengekang dan otoriter."

Demikian dikatakan psikolog Jeffrey Bernstein, PhD.

Menurut Bernstein, prioritas orangtua yang permisif adalah menjadi teman bagi anak ketimbang orangtua.

Studi menunjukkan, anak yang dibesarkan orangtua dengan pola asuh permisif menunjukkan tingkat kreativitas yang tinggi.

Namun, anak juga akan merasa berhak dan lebih senang menerima daripada memberi.

Apabila orangtua bersikap terlalu lunak dan gagal merespons perilaku negatif anak, maka orangtua akan kehilangan kredibilitas dan tidak dihormati.

Orangtua permisif biasanya dapat menyadari bahwa mereka hanya memiliki sedikit aturan dan tidak ada batasan yang konsisten pada anak. Namun, mereka berjuang mengubah perilaku tersebut.

"Saat saya melatih orangtua yang permisif, mereka mengakui tidak memiliki aturan dan struktur untuk anak-anak mereka," kata Bernstein.

"Mereka mengatakan kisah lama tentang bagaimana mereka membuat aturan. Mereka gagal menegakkan aturan itu."

"Sedih rasanya mendengar perasaan bersalah dan malu dari orangtua yang menempatkan anak-anaknya sebagai penanggung jawab," imbuh dia.

Para orangtua yang berkonsultasi dengan Bernstein menuturkan cara mereka mengasuh anak, seperti:

- "Dia (anak) akan pergi tidur ketika dia lelah." Padahal, esok harinya anak itu harus sekolah.

- "Tidak masalah bagi saya jika dia senang makan es krim untuk sarapan."

- "Mengapa saya harus berhati-hati dan berdiskusi dengannya untuk berhenti bermain video game? Dia hanya akan gagal di sekolah dan mencari tahu sendiri."

- "Dia bisa bersikap kasar pada saya karena saya tahu itu hanyalah tahap perkembangan."

Karena anak yang dibesarkan orangtua permisif melakukan apa pun yang diinginkan, maka anak mengalami kesulitan bergaul dengan orang lain.

Bernstein menjelaskan, ada beberapa faktor yang membuat orangtua menerapkan pola asuh permisif.

"Mungkin kita dibesarkan dengan orangtua yang ketat dan otoriter, dan akibatnya kita memutuskan untuk hanya menggunakan sedikit disiplin," tutur dia.

"Jika itu masalahnya, maka sikap permisif mungkin merupakan reaksi terhadap didikan kita yang keras dan penuh hukuman."

Bisa juga, orangtua memilih pola asuh permisif lantaran mereka merasa stres dan tidak mempunyai tenaga untuk membuat dan menegakkan aturan.

"Orangtua yang berjuang dengan kecanduan alkohol atau obat-obatan juga dapat berkompromi soal disiplin dan gagal menetapkan batasan yang konsisten," sebut Bernstein.

Apabila kita menyadari kesalahan lantaran bersikap sebagai orangtua yang terlalu permisif, cobalah mengenali kapan dan bagaimana sikap permisif itu muncul.

Lalu, tetapkan komitmen untuk mengubah sikap tersebut.

Kemungkinan, kita khawatir perubahan ini dapat memicu konflik dengan anak, dan kita merasa takut akan mengalami lebih banyak drama dan kekacauan.

Bernstein menyarankan orangtua untuk bersikap tenang, tegas, dan tidak mengendalikan anak.

"Meskipun anak awalnya bereaksi negatif, tetap tenang dan berbicaralah dengan integritas," kata dia.

"Ajak anak untuk berbicara dengan kita menggunakan cara yang sama."

"Tunjukkan bahwa mereka akan mendapatkan lebih banyak perhatian positif dari kita."

"Juga lebih banyak hak istimewa jika mereka bersama orangtua yang tenang, tegas, dan tidak mengekang," sambung Bernstein.

https://lifestyle.kompas.com/read/2022/01/18/144739320/sadari-tanda-tanda-orangtua-yang-terlalu-permisif-pada-anak

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke