Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Cetak Rekor Dunia, Pria 50 Tahun Lari Maraton 60 Kali dalam 60 Hari

Tapi, pria bernama Ashish Kasodekar ini ingin mencoba sesuatu yang berbeda untuk merayakan ulang tahunnya yang ke-50.

Tak tanggung-tanggung, Kasodekar berniat menorehkan namanya di Guinness World Records  dengan melakukan rangkaian lari maraton.

Pada 28 November 2021, pria asal Pune itu memutuskan untuk menuntaskan tantangan berlari maraton sebanyak 60 kali dalam 60 hari. 

Ia berhasil menyelesaikan tantangan tersebut pada 26 Januari 2022, dan akan terdaftar dalam kategori ultra-dinamo di Guinness World Records.

Awalnya, Kasodekar hanya berencana untuk melakukan maraton selama 50 hari untuk menandai usianya yang genap 50 tahun.

Namun, ketika mengetahui ada catatan Guinness World Records untuk 59 kali maraton, pria itu berpikir untuk menambahkan 10 hari lagi menjadi 60 maraton dan menciptakan rekor.

Mengikuti maraton Ultra Dynamo atau La Ultra The High 555 kilometer seperti yang dilakukan Kasodekar memerlukan kebugaran fisik dan tekad yang luar biasa.

Dalam mengikuti tantangan ini, Kasodekar menerapkan rejimen 60 hari yang mengharuskan dirinya makan tepat waktu, dan memeroleh waktu tidur delapan jam.

Ia pun harus mandi es untuk membantu pemulihan tubuh setelah berlari rata-rata lima setengah jam setiap hari.

Selain melatih tubuh, ketahanan mental seorang atlet sangat penting untuk meraih kesuksesan semacam ini.

Dalam wawancara bersama Scroll.in, Kasodekar menjelaskan alasan yang membuat dirinya ingin menciptakan rekor dunia.

"Menurut saya, setiap orang dalam hidup harus melakukan sesuatu," kata Kasodekar.

"Jika seseorang bertanya, 'apa yang kamu dapatkan dari hal ini?' Jawabannya harus, 'kebahagiaan'."

Ketika membuat atau memecahkan Guinness World Record, kebanyakan orang akan meninggalkan pola pikir yang konvensional.

Mereka akan melakukan segala upaya, seperti mempertaruhkan kesehatan fisik atau menantang diri mereka di kondisi yang ekstrem.

"Seringkali kita berusaha untuk mendapatkan medali, sertifikat atau uang, atau hanya mencetak sesuatu," ucap Kasodekar.

"Ketika kita tidak meraih rekor itu, maka ada depresi, ada kesedihan," ujar dia.

"Saya tahu saya tidak akan mendapatkan apa pun dari siapa pun," sambung dia.

"Ketika saya memutuskan untuk melakukan suatu kegiatan, tujuannya adalah mendapatkan kebahagiaan yang memberikan motivasi untuk berbuat lebih baik," imbuh dia lagi.

Proses menciptakan rekor dunia

Meski menghadapi masa-masa yang sulit, Kasodekar memiliki mental yang kuat.

Di samping harus membukukan rekor baru, pria tersebut juga harus menjalani tantangan itu ketika varian Omicron menyebabkan lonjakan kasus Covid-19 di seluruh dunia.

"Ketika kita membidik rekor, itu membantu kita untuk melibatkan lebih banyak orang."

"Jika tantangan itu adalah 50 maraton dalam 50 hari, itu hanya mengenai tujuan dan kebahagiaan pribadi saya," kata dia.

"Saya berencana melibatkan lebih banyak orang dan mengadakan festival lari, di mana kita mengundang orang-orang untuk menorehkan pencapaian yang berbeda."

"Saya berpikir untuk membangun komunitas di mana mereka dapat memulai sesuatu yang baru," sambung Kasodekar.

Komunitas yang dia maksud melibatkan rekan-rekan atlet, pecinta lari dan bersepeda, serta orang-orang dari berbagai lingkungan sosialnya semasa ia sekolah dan kuliah.

"Ada begitu banyak orang yang melakukan maraton pertama mereka."

"Orang-orang mulai berlari karena kegiatan ini. Itulah keindahan dari kegiatan ini," kata dia. 

"Saya merasa sangat senang ketika orang mengatakan kepada saya bahwa mimpi saya bisa menjadi alasan bagi orang lain untuk melakukan suatu kegiatan."

Selain itu, Kasodekar juga mengenang maraton La Ultra pada tahun 2019.

"Maraton itu menjadi impian banyak orang. Mereka mengikuti saya, mereka menyemangati saya, jadi ketika satu impian pribadi bisa membuat orang lain bahagia, itu adalah sesuatu yang besar."

Ketahanan mental dan koneksi positif

Terkadang, Kasodekar mengaku juga menjadi pembicara yang memotivasi banyak orang karena pandangan positif yang dia tanamkan dalam hidup.

Ia jarang membicarakan masalah pembengkakan di pembuluh darah atau nyeri betis yang dideritanya selama berpartisipasi dalam ajang olahraga.

"Banyak hal terjadi, tetapi itu adalah hal-hal kecil. Ketika kita fokus pada sesuatu dan benar-benar senang melakukannya, hal kecil akan tetap menjadi kecil," tutur Kasodekar.

"Tetapi saat fokus kita menjadi kacau, hal-hal kecil ini menjadi besar dan kita tidak melakukan apa-apa."

Sepanjang proses menciptakan rekor maraton 60 hari, ia tidak pernah memandang tantangan itu sebagai sesuatu yang berat.

"Bagi saya, itu adalah event sehari-hari. Setiap bangun saya berpikir, atlet mana yang akan saya temui? Dan seperti apa ceritanya?" ucap dia.

"Saya bertemu banyak orang, dan semua orang mempunyai cerita, dan cerita-cerita itu menginspirasi saya."

Usahanya menjalani maraton 60 hari dan menyisihkan nama Enzo Capororaso asal Italia dalam daftar Guinness World Records belum lewat seminggu.

Namun kini dia mengaku sudah memiliki target baru untuk dicapai.

Ya, The Badwater 135, ajang yang disebut-sebut sebagai lomba lari terberat dan paling menantang di dunia menjadi impian Kasedokar berikutnya.

Ia berniat untuk ikut serta dalam perlombaan yang meliputi trek sepanjang 217 kilometer dari Badwater Basin menuju Whitney Portal tersebut, di bulan Juli 2022.

Dia akan ambil bagian sebagian orang mungkin sudah puas dengan memecahkan rekor tertentu dan tercatat namanya dalam Guinness World Records.

Tetapi keinginan Kasodekar untuk terlibat dalam The Badwater 135 menunjukkan, jika kita memiliki pemikiran yang tak terbatas, maka sesuatu yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya juga dapat dicapai.

https://lifestyle.kompas.com/read/2022/02/08/150946820/cetak-rekor-dunia-pria-50-tahun-lari-maraton-60-kali-dalam-60-hari

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke