Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Memudarkan Bekas Luka Operasi Caesar Perlu Perawatan Luar Dalam

Banyak wanita merasa tidak nyaman meskipun bekas luka tersebut menandai momen istimewa ketika melahirkan buah hatinya.

Tak heran, banyak cara coba dilakukan untuk menghilangkan maupun memudarkan bekas luka operasi Caesar.

Tujuannya agar para ibu bisa kembali tampil percaya diri untuk dirinya sendiri maupun di hadapan suami.

Dokter Spesialis Kulit, dr. Nadia Wirantari, SpKK mengatakan menghilangkan bekas luka Caesar amat bergantung pada cara dan durasi perawatannya pasca operasi. 

"Ada perawatan yang harus dilakukan saat setelah Caesar dan setelah fase peradangan," jelasnya dalam webinar, Jumat (04/02/2022).

Sesaat setelah operasi, ia menyarankan para ibu untuk fokus memulihkan diri dengan early mobility.

Artinya, para ibu bisa kembali bergerak dan langsung berjalan sekitar 1-2 hari setelah operasi persalinan.

"Tujuannya untuk menguatkan otot dan sirkulasi darah kembali berjalan kalau cepat mobility" katanya lagi.

Selain itu, pastikan asupan nutrisi pada tubuh terjaga dengan konsumsi makanan sehat dan bermanfaat untuk penyembuhan.

Setelah luka kering dan fase peradangan berakhir, Dokter Nadia mengatakan bisa menggunakan produk yang membantu memudarkan bekas luka Caesar.

Misalnya saja plester bekas luka, yang juga berguna mencegah risiko keloid.

"Pakai sedini mungkin setelah luka kering, bisa 8-24 jam sehari," tambahnya.

Ia menguraikan, penyembuhan luka merupakan proses yang alami pada tubuh setiap orang.

Ada fase dan waktu yang dibutuhkan tubuh dari fase penghentian perdarahan, peradangan, kemudian tumbuh jaringan baru (jaringan granulasi).

Termasuk berkembanganya jaringan epitel baru, kemudian luka menjadi matur, dan terjadi proses re-modeling bekas luka (bisa sampai 1-2 tahun).

Dalam prosesnya, perawatan luka Caesar itu harus dijaga agar tetap bersih dan lembab.

Dibantu dengan nutrisi yang baik agar pemulihan cepat dan dapat menggunakan Plester bekas luka untuk memperbaiki tampilan bekasnya.

"Plester bekas luka yang digunakan harus sesuai peruntukannya dengan keadaan luka, menempel dengan baik, nyaman dipakai, dan tidak menyebabkan iritasi/alergi," pesan Doter Nadia.

Untuk membantu memudaran bekas luka pasca operasi Caesar, para ibu bisa mempertimbangkan Hansaplast Plester Bekas Luka.

Produk terbaru ini adalah plester transparan berperekat yang terbuat dari polyurethane.

Dijanjikan dapat membantu menyamarkan, mencerahkan dan menghaluskan tampilan bekas luka dalam delapan minggu pemakaian.

Hasil pertamanya juga disebut dapat terlihat setelah 3-4 minggu pemakaian.

Brand Manager Hansaplast Alanna Alia Hannantyas mengatakan bekas luka, bahkan di area tertutup seperti operasi Caesar,  seringkali membuat seseorang tidak nyaman sehingga mempengaruhi kepercayaan diri. 

"Menjawab akan kebutuhan tersebut, kami menghadirkan inovasi terbaru Hansaplast Plester Bekas Luka," katanya dalam perilisan secara virtual pada Jumat lalu.

Ia mengatakan, produk tersebut dirancang untuk membangun penghalang semi-oklusif yang meningkatkan hidrasi jaringan parut.

Plester ini diklaim dapat meningkatkan suhu di jaringan parut, membantu mengaktifkan proses regenerasi kulit, dan mendukung pembentukan ulang bekas luka.

"Bekas luka menjadi lebih rata, lebih cerah dan lebih halus," tandasnya.

https://lifestyle.kompas.com/read/2022/03/07/105046120/memudarkan-bekas-luka-operasi-caesar-perlu-perawatan-luar-dalam

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com