Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Studi: Tingkat Kecanduan akibat Ganja Meningkat Setiap Tahun

KOMPAS.com - Upaya legalisasi ganja medis di Indonesia kembali mencuat beberapa hari lalu.

Gagasan untuk melegalkan ganja demi kepentingan medis disuarakan berulang kali, namun sampai hari ini tak kunjung membuahkan hasil.

Tidak diketahui apakah ganja efektif untuk digunakan sebagai pengobatan. Namun, studi terbaru yang dimuat dalam jurnal Lancet Psychiatry justru membuktikan fakta sebaliknya.

Ditemukan, konsentrasi tetrahydrocannabinol atau THC yang lebih tinggi --komponen dari tanaman ganja yang menyebabkan mabuk-- membuat banyak orang di berbagai belahan dunia merasa kecanduan.

Individu yang menggunakan ganja dengan konsentrasi THC tinggi lebih berisiko mengalami kecanduan dan masalah kesehatan mental.

Hasil ini dibandingkan dengan individu yang hanya menggunakan ganja dengan potensi THC yang lebih rendah (sekitar 5-10 miligram per gram).

Para ilmuwan menetapkan standar THC sebesar 5 miligram dalam studi ini.

Jumlah tersebut diketahui menyebabkan keracunan ringan bagi pengguna ganja non-reguler.

"Salah satu studi kualitas tertinggi yang termasuk dalam publikasi kami menemukan, penggunaan ganja potensi tinggi dibandingkan ganja potensi rendah dikaitkan dengan peningkatan risiko kecanduan empat kali lipat."

Pernyataan itu disampaikan co-author studi, Tom Freeman, dosen senior di departemen psikologi dan direktur kelompok kecanduan dan kesehatan mental di University of Bath, Inggris.

Seperti dilaporkan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC), sekitar tiga dari 10 orang di AS yang menggunakan ganja mengalami cannabis use disorder.

Cannabis use disorder adalah istilah medis untuk menggambarkan seseorang yang kecanduan ganja.

European Monitoring Centre for Drugs and Drug Addiction menemukan, terdapat peningkatan 76 persen pada individu yang menjalani pengobatan untuk kecanduan ganja selama satu dekade terakhir.

"Sementara potensi ganja terus meningkat selama waktu yang sama," jelas Freeman.

"Laporan dari PBB menemukan, dalam dua dekade terakhir, proporsi orang yang mencari pengobatan untuk kecanduan ganja telah meningkat di semua wilayah dunia selain Afrika."

Potensi ganja meningkat setiap tahun

Pada satu gram ganja herbal, bagian tanaman ganja yang dikeringkan dan dipanen yang biasanya dihisap, konsentrasi THC meningkat sekitar 2,9 miligram setiap tahun.

Hasil ini tercantum dalam studi tahun 2020 yang dikerjakan Freeman bersama timnya di University of Bath.

Mereka menemukan, dalam resin ganja --getah berwarna kecokelatan yang lengket pada tanaman ganja, kadar THC meningkat sekitar 5,7 miligram setiap tahun dari tahun 1975-2017.

Peningkatan potensi THC tahunan ini mungkin tidak diketahui betul oleh konsumen, menurut para ahli.

"Orang yang membeli ganja secara ilegal mungkin tidak dapat mengakses informasi yang dapat dipercaya tentang potensi produk yang mereka gunakan," sebut Freeman.

"Namun, jenis ganja tertentu biasanya lebih kuat daripada yang lain, ekstrak ganja biasanya lebih kuat daripada bunga ganja."

"Produk ganja dengan potensi yang lebih tinggi memberikan dosis THC yang lebih besar kepada konsumen daripada produk dengan potensi yang lebih rendah," imbuhnya.

Memengaruhi kesehatan mental

Ketika potensi ganja meningkat, kasus psikosis terkait ganja juga meningkat, menurut studi tersebut.

Psikosis adalah kondisi di mana individu hilang kontak dengan dunia nyata yang ditandai oleh suara-suara dan delusi yang didengar dan dipikirkan individu, catat Freeman.

"Bukti yang menghubungkan potensi ganja dengan kecanduan dan psikosis sangat jelas."

Pengguna ganja potensi tinggi juga memiliki peningkatan signifikan dalam risiko mengembangkan gangguan kecemasan umum daripada individu yang menggunakan ganja potensi rendah, berdasarkan temuan studi tahun 2020.

Namun, tinjauan studi terbaru menemukan hubungan lebih bervariasi antara peningkatan potensi ganja dan depresi dan kecemasan.

"Itu berarti dampak peningkatan potensi ganja tidak jelas untuk hasil kesehatan mental lainnya," jelas Freeman.

https://lifestyle.kompas.com/read/2022/07/27/115145020/studi-tingkat-kecanduan-akibat-ganja-meningkat-setiap-tahun

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke