Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Mirip Ular Weling, Ini Ciri-ciri Ular Welang yang Racunnya Mematikan

KOMPAS.com - Mengetahui ciri-ciri ular welang (Bungarus fasciatus) membantu kita untuk menilai potensi bahaya dari ular ini ketika masuk rumah.

Ya, dalam beberapa kasus ular welang mampu menyusup ke dalam hunian tanpa disadari oleh pemilik rumah.

Sayangnya tidak semua orang bisa membedakan ular welang dengan ular weling (Bungarus candidus) ketika berhadapan langsung.

Padahal kedua ular yang berasal dari famili Elapidae itu memiliki beberapa perbedaan, mulai dari warna maupun bentuk fisiknya.

Lalu, apa saja ciri-ciri ular welang yang dikira banyak orang sama dengan ular weling? Berikut jawabannya.

Ciri-ciri ular welang

Jika dilihat sekilas, ular welang punya tampilan fisik yang sama dengan ular weling, seperti warna dan pola gelangnya.

Meski begitu, keduanya punya perbedaan, ya!

Ular welang mempunyai pola gelang berwarna hitam-kuning atau hitam-putih yang menyelimuti sisi atas, samping, sampai perut.

Konsistensi warna itulah yang menjadi pembeda dengan ular weling karena spesies ular ini hanya memiliki perut berwarna putih.

Di sisi lain, pembeda dengan ular weling lainnya adalah tanda V terbalik yang berada di kepala.

Meski ular welang dan ular weling punya pola gelang yang sama, ular welang punya tanda V terbalik kepalanya. Sedangkan, ular weling tidak memilikinya.

Ular welang yang punya daerah persebaran di Asia Tenggara dan India juga dapat dikenali ukuran tubuhnya.

Spesies ular tersebut dapat tumbuh hingga panjang 210 centimeter. Meski begitu, kebanyakan ular welang punya panjang 150 centimeter saja.

Di samping itu ular welang memiliki kepala berbentuk segitiga dan mata yang berwarna hitam bulat.

Habitat ular welang


 

Ular welang punya daerah persebaran di Asia Tenggara dan India. Sehingga, ular ini dapat dijumpai di luar Indonesia (Jawa dan Sumatra), seperti Malaysia, Filipina, Thailand, atau Myanmar.

Nah, spesies ular tersebut biasanya hidup di hutan, dataran terbuka, lahan pertanian, dan perkebunan hingga ketinggian sekitar 5 ribu kaki.

Ular welang juga bisa ditemui di dekat gundukan rayap atau lubang hewan pengerat yang berada di sekitaran air.

Selain itu ular welang dapat bersembunyi di balik tanaman atau tumbuhan, lubang, dan saluran air.

Akan tetapi, tidak menutup kemungkinan ular welang dapat tinggal di dekat pemukiman manusia untuk mencari pasokan hewan pengerat dan air.

Karena alasan itu kita sebaiknya waspada dengan lingkungan sekitar dan dalam rumah untuk mewaspadai kehadiran ular welang.

Perilaku ular welang

Ular welang termasuk spesies ular yang aktif di malam hari namun memiliki sifat pemalu sehingga biasanya sulit dilihat.

Ular tersebut biasanya menyembunyikan kepalanya di tubuhnya yang melingkar ketika merasa terganggu dan mudah dijumpai ketika musim hujan.

Di samping itu ular welang lebih suka berbaring di rumput, lubang, atau saluran air ketika siang hari.

Untuk makanannya, ular welang termasuk spesies hewan melata yang doyan melahap ikan, kadal, katak, bahkan telur ular.

Ketika memangsa buruannya, ular welang melahap kepala si mangsa supaya terkena racun.

Setelah mangsa tidak bergerak barulah ular tersebut menyantap buruannya.

Ular welang berkembang biak


 

Ular welang betika ketika berkembang biak dapat menghasilkan 4-14 telur sekaligus.

Setelah telur menetas, bayi ular welang akan berburu makanan sendiri tanpa bantuan induknya.

Dalam hal ini, ular welang dapat dikatakan masuk fase dewasa ketika usianya menginjak tiga tahun dengan panjang sekitar 91 centimeter.

Ular welang dapat tumbu hidup hingga usia 13 tahun meski usia yang tepat belum diketahui.

Apakah ular welang berbahaya?

Meski berbeda dengan ular weling, potensi bahaya dari ular welang sebaiknya tidak diremehkan.

Pasalnya ular welang mempunyai racun neurotoksin yang berbahaya jika menggigit manusia.

Dalam hal ini, racun ular welang bekerja dengan cara menyerang sistem syarat manusia secara langsung.

Korban gigitan ular welang awalnya bisa merasakan pendarahan, sakit perut, pusing, muntah, diare, kelumpuhan, bahkan kerusakan ginjal.

Untuk beberapa kasus, racun yang parah dapat menyebabkan kegagalan pernapasan dan meninggal karena korbannya mati lemas.

Mengingat ular welang punya racun yang mematikan, sebaiknya kita tidak bermain dengan bahaya ketika bertemu spesies ular ini.

Apabila menemui ular welang di sawah atau perkebunan, segeralah menghindar.

Kalau spesies ular tersebut telanjur masuk ke rumah, ada baiknya meminta pertolongan dari orang sekitar, atau pun petugas pemadam kebakaran -misalnya.

https://lifestyle.kompas.com/read/2022/09/01/144429820/mirip-ular-weling-ini-ciri-ciri-ular-welang-yang-racunnya-mematikan

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com