Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

4 Rekomendasi Motif Batik untuk Kondangan agar Beda dengan Tamu Lain

KOMPAS.com - Kondangan seringkali dimanfaatkan tamu undangan untuk adu gaya. Hal yang sama juga berlaku ketika mereka mengenakan batik.

Wastra khas Nusantara itu menjadi salah satu busana wajib dan paling umum yang dapat dijumpai ketika suatu hajatan digelar, baik di kota maupun desa.

Tapi, tidak sedikit tamu yang merasa tidak pede ketika datang ke kondangan karena batik yang mereka pakai terlihat tidak menarik dan lusuh.

Terkadang pula, beberapa di antara mereka merasa awkward lantaran batik yang dikenakan motifnya sama dengan tamu lain atau petugas katering.

Agar kejadian seperti itu tidak terjadi, tamu kondangan disarankan memilih batik yang motif dan warnanya unik sehingga tidak tidak ada yang menyamai dan terlihat lebih "wah".

Kepada Kompas.com, Prof. Mulyanto menjelaskan motif sanggit yang ia maksud adalah motif batik pada sambungan jahitan pakaian tetap bersambung dan utuh.

Dengan begitu, batik yang dirancang menjadi pakaian, motifnya berkesinambungan pada bagian depan, saku, dan samping kanan-kiri,

"Motif unik misalnya memiliki makna sesuai dengan kearifan lokal asal motif dicipta, kalau bisa motif merupakan hasil pengembangan dari motif batik klasik," tambahnya.

Untuk masalah yang satu ini, Prof. Mulyanto memberikan beberapa rekomendasi motif batik agar tamu merasa pede ketika kondangan.

Rekomendasi motif batik untuk kondangan

Dari sekian banyak motif batik yang ada, misalnya beberapa motif batik dan penerapannya pada pakaian agar motifnya sanggit.

1. Motif Parang

Parang adalah salah satu motif batik yang umum dijumpai, baik untuk pakaian kondangan maupun seragam.

"Parang itu dulunya digunakan untuk dipakai para pejabat atau pimpinan pada zaman dulu. Tapi, sekarang (penggunaannya) sudah bebas," ujar Prof. Mulyanto.

Motif batik yang satu ini dapat dikenali dari bentuknya yang diagonal 45 derajat dan penerapan motif yang berdiri tegak lurus dengan arah diagonal dan berkesinambungan.

Pada umumnya motif parang sulit dibuat pakaian yang motifnya dapat sanggit di bagian samping kiri dan samping kanan.

"Namun hal itu dapat diatasi ketika membuat desain motif parang, yaitu dengan menerapkan motif pada pola baju motif sanggit," ujar Prof. Mulyanto.

Ketika motif parang digunakan untuk kondangan, batik ini menyimpan makna supaya manusia kuat menghadapi kehidupan.

Tak hanya itu, motif parang memberikan pesan bahwa manusia harus berusaha menjadi pribadi yang lebih baik.

Ketika diterapkan pada pakaian, motif parang terdiri dari beberapa jenis, mulai dari parang kusuma, parang rusak, parang klitik, dan parang centung.

2. Truntum

Motif batik lainnya yang dapat dipilih sebelum pergi kondangan adalah motif truntum yang berasal dari kata "taruntum".

Motif taruntum berasal dari Solo dan menyimpan makna bahwa hidup haruslah berkembang atau bersemi kembali.

Di sisi lain, motif truntum yang berkaitan dengan Ratu Kencana juga menyiratkan pesan tentang cinta dan kasih sayang.

Motif batik tersebut dapat dikenali dari bentuk kembang yang dipercaya membawa keharmonisan bagi mempelai setelah bersanding di pelaminan.

"Motif Truntum itu dulunya dikenakan untuk orang tua mempelai. Namun sekarang sudah bebas untuk diterapkan di pakaian untuk kondangan," kata Prof. Mulyanto.

"Tapi, ya truntumnya (motifnya) yang unik," tambahnya.

Untuk kamu yang belum tahu, lahirnya motif truntum bermula pada abad ke-18 ketika Gusti Kanjeng Ratu Kencana cemburu dengan Sunan Pakubuwana III Surakarta Hadiningrat karena memiliki selir.

Pada akhirnya, ia membuat lukisan bunga tanjung dan bintang pada sehelai kain dan perbuatan ini menyentuh hati Sunan.

Dari situlah, rasa cinta dan kasih sayang Sunan Pakubuwana III dengan istrinya tumbuh kembali.

3. Motif Ceplok

Motik batik berikutnya yang direkomendasikan Prof. Mulyanyo adalah motif ceplok. Motif ini dapat dikenali dari bentuknya yang geometri.

"Yang termasuk motif ceplok antara lain motif sido mukti, sido asih, sido luhur, dan sido dadi," jelasnya.

Karena menampilkan motif yang seimbang, ceplok mengandung arti bahwa hidup harus dijalankan dengan teratur.

Tidak hanya itu, motif ceplok juga menyiratkan keserasian, keseimbangan, dan kesempurnaan.

4. Motif lainnya

Di samping tiga motif yang sudah direkomendasikan, Prof. Mulyanto juga memberikan alternatif motif batik yang mengambil objek flora dan fauna

"Jika dicipta motif-motif yang sifatnya asimetris, disarankan dibuat pada pola baju sanggit atau pola jarit sanggit," sarannya.

https://lifestyle.kompas.com/read/2022/10/01/104325620/4-rekomendasi-motif-batik-untuk-kondangan-agar-beda-dengan-tamu-lain

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com