Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Lempar Bola Biliar, Rizky Billar Mungkin Punya Sifat Temperamental

Di hadapan banyak orang, pesinetron itu tak ragu menumpahkan amarahnya kepada istrinya.

Meski lemparannya meleset, akibat terpeleset, namun perilakunya menunjukkan adanya masalah temperamen dalam dirinya.

Sifat ini tentunya berbahaya untuk orang di sekitarnya termasuk pasangan dan keluarganya.

Ciri-ciri orang bertemperamen tinggi, seperti Rizky Billar

Orang temperamen tinggi lebih mudah tak ragu meluapkan emosinya itu di hadapan banyak orang.

Mereka mungkin menyalurkannya dengan cara berteriak, meremas benda di sekitarnya, dan menangis, yang tergolong masih sehat dan tidak berbahaya.

Namun dalam sejumlah kasus, perilaku orang dengan anger issue bisa jadi berbahaya untuk sekitarnya, termasuk perilaku KDRT.

Berbagai cara di atas masih tergolong sehat dan tidak berbahaya namun bisa saja mengarah pada tinda

Adapun, ciri-ciri orang dengan temperamental antara lain:

  • Menjadi mudah tersinggung
  • Mengalami sesak nafas saat sedang marah
  • Merasakan penglihatan mereka menjadi kabur saat kesal
  • Mengalami peningkatan tekanan darah selama ledakan emosi tersebut
  • Detak jantung yang berpacu saat berhadapan dengan sumber kemarahan

Ledakan emosi orang dengan temperamen tinggi biasanya tanpa peringatan dan muncul begitu saja.

Pengaruh temperamen tinggi pada kehidupan seseorang

Kemarahan yang tidak dapat diprediksi dan tidak terkendali yang dialami oleh bertemperamen tinggi memicu sejumlah masalah dalam hidupnya. 

Khususnya berkaitan dengan hubungan sosial, fisik, dan bahkan psikologis.

Hubungan pribadi

Ledakan emosi yang bisa muncul sewaktu-waktu tentu membuat pasangan, teman, rekan kerja dan kolega menjadi was-was.

Mereka merasa perlu berhati-hati dan gelisah saat berinteraksi sehingga kemudian menjauh.

Kesehatan

Perilaku temperamental memicu napas menjadi berat, kulit memerah dan pembuluh darah berdenyut kencang, lebih dari seharusnya.

Tak hanya itu, dampak lainnya termasuk:

  • Tekanan darah tinggi

Marah memicu tekanan darah tinggi bukan hanya mitos namun benar adanya.

Bahkan, tubuh akan kesulitan menurunkan tekanan darah, yang seharusnya dilakukan ketika tidur, akibat perilaku kita sendiri.

Kemarahan dapat menyebabkan peningkatan produksi katekolamin dan kortikosteroid yang berlebihan.

Hal ini memengaruhi respons stres tubuh, perasaan marah yang sering dapat menyebabkan gangguan pada ritme jantung dan masalah dengan pembuluh darah.

Efek ini bertanggung jawab atas hubungan umum antara kemarahan dan penyakit jantung koroner.

  • Gaya hidup tidak sehat

Masalah temperamen cenderung memicu gaya hidup tidak sehat seperti merokok, mengonsumsi kafein berlebih, makan makanan berkalori tinggi, atau mengonsumsi alkohol.

Biasanya itu dilakukan sebagai upaya untuk menenangkan saraf setelah ledakan atau meredam rasa bersalah yang dirasakan.

  • Risiko bulimia

Masalah kontrol emosi juga meningkatkan risiko bulimia, berdasarkan riset kesehatan.

Perasaan negatif yang berasal dari kemarahan dapat ditelusuri ke kebutuhan untuk makan berlebihan dan muntah sesudahnya.

Tautan ini lebih tinggi pada orang dengan sifat yang lebih impulsif.

Biasanya ini dialami oleh penderita depresi mayor, selain juga keluhan kesedihan, kelelahan, dan kurangnya minat pada hal-hal yang sebelumnya dinikmati.

Jika terus-menerus kehilangan kesabaran karena hal sepele, bisa jadi kita menderita kecemasan atau anxiety.

Penelitian telah menunjukkan bahwa perasaan marah yang intens dan sering diketahui terkait dengan gejala fisik kecemasan

https://lifestyle.kompas.com/read/2022/10/12/150143420/lempar-bola-biliar-rizky-billar-mungkin-punya-sifat-temperamental

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke