Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

3 Tanda Burnout di Tempat Kerja, Tidak Hanya Kelelahan Fisik

KOMPAS.com - Kelelahan fisik dan mental yang dialami secara terus-menerus seringkali dikaitkan dengan tanda burnout di tempat kerja.

Namun, ada beberapa tanda lain yang menunjukkan bahwa orang mengalami stres yang berlebihan dengan pekerjaannya.

Hal tersebut dikatakan ahli saraf asal New York University, Wendy Suzuki, dalam wawancaranya bersama CNBC.

"Kita semua masih belum pulih dari perubahan ekstrem untuk bekerja dan sekolah selama dua tahun terakhir," kata Suzuki.

Lebih lanjut, ia membeberkan tanda apa saja yang mengisyaratkan orang merasakan burnout di tempat kerja.

Tanda-tanda burnout di tempat kerja

Burnout bukanlah fenomena baru dalam dunia pekerjaan karena istilah ini sudah diciptakan pada tahun 1970-an.

Istilah ini kerap digunakan untuk menggambarkan kelelahan fisik dan mental kronis yang dirasakan orang dengan pekerjaannya.

Meski istilah burnout sudah ada lima dekade silam, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) baru mengakuinya secara resmi tiga tahun yang lalu.

WHO mengakui burnout sebagai fenomena pekerjaan yang disebabkan oleh kelelahan atau stres kronis di tempat kerja yang belum mampu dikelola.

Walau burnout bisa dideteksi melalui beberapa tanda, Suzuki mengatakan orang yang mengalami kondisi ini cenderung mudah khawatir, marah, dan benar-benar kelelahan.

"Muncul keseluruhan emosi negatif dan gejala fisik yang dari burnout," jelasnya.

Dalam hal ini, WHO menilai kelelahan dan penurunan produktivitas di tempat kerja sebagai tanda burnout yang paling umum.

Namun, Suzuki memiliki pendapat lain mengenai tanda awal dari burnout yang belum disadari banyak orang, yakni:

Cara mengatasi burnout

Sengaja menunda-nunda pekerjaan untuk beberapa kali merupakan hal yang lumrah dalam pekerjaan.

Namun, kondisi ini bisa mengkhawatirkan jika orang membutuhkan waktu lebih lama untuk menyelesaikan pekerjaannya.

Orang yang menunda-nunda pekerjaan kemungkinan berada di bawah tekanan yang begitu banyak.

Tidak menutup kemungkinan otak juga tidak mampu mengatasi stres yang datang secara terus-menerus dengan baik.

Tak hanya itu, mudah terdistraksi atau terganggu ketika bekerja menjadi tanda lain dari burnout yang jarang disadari.

Studi Association for Psychological Science tahun 2015 menunjukkan bahwa burnout dapat mengubah sirkuit otak.

Hal tersebut dapat menyebabkan orang yang mengalami burnout menjadi sulit berkonsentrasi.

Pada gilirannya, otak yang mudah terdistraksi sukar untuk mengabaikan gangguan di tempat kerja dan tetap fokus mengerjakan pekerjaan.

Sementara dua tanda yang sudah disebutkan bisa dideteksi, ada tanda lain dari burnout yang wajib diwaspadai.

Tanda yang dimaksud adalah kurangnya motivasi untuk melakukan pekerjaan sehari-hari.

"Anda tidak harus merasakan emosi negatif yang mendalam untuk merasakan burnout," ujar Suzuki.

"Anda juga bisa memiliki sikap tidak peduli terhadap hal-hal yang dulunya Anda perhatikan, seperti pekerjaan."

Bagi Suzuki, salah satu cara untuk mengatasi burnout adalah menyadari kondisi diri sendiri dan memahami pemicu emosi negatif, seperti kemarahan, kesedihan, dan ketakutan.

Suzuki juga menyarankan orang yang kelelahan fisik dan mental di tempat kerja untuk mengenali kapan emosi negatif muncul.

"Memperhatikan emosi yang lebih luas sangat penting karena jika kita menyembunyikan (stres) terlalu lama, hal ini akan menjadi lebih buruk," tutur Suzuki.

"Akhirnya, burnout menjadi semakin parah dan tidak dapat dikendalikan."

Selain melihat ke dalam diri sendiri, ia juga meminta mereka yang burnout untuk berkonsultasi dengan terapis atau konselor.

Profesional kesehatan dikatakan Suzuki dapat membantu orang yang burnout untuk mencari keterkaitan dari gejala dan menemukan penyebab burnout.

Suzuki juga menyampaikan, terapis atau konselor bisa memberi saran seputar penanganan burnout yang sedang dirasakan.

 

https://lifestyle.kompas.com/read/2022/11/08/143829620/3-tanda-burnout-di-tempat-kerja-tidak-hanya-kelelahan-fisik

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke