3 Cara Kembalikan Kemesraan Usai Bertengkar dengan Pasangan

Ini juga adalah momen di mana kita dan pasangan dapat secara terbuka menyuarakan ide-ide yang bertentangan dan berbicara langsung dari hati ke hati.

Tanpa pertengkaran, kemajuan hubungan mungkin bisa terhambat dan ikatan emosional di permukaan dapat menggantikan hubungan yang seharusnya jauh lebih dalam.

Kendati pertengkaran dapat memperkuat hubungan, namun kita juga tidak boleh membiarkannya berlarut secara terus-menerus karena itu bisa saja menghancurkan hubungan.

Nah, berikut adalah beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengembalikan kemesraan setelah bertengkar dengan pasangan.

1. Melakukan pembicaraan rekonsiliasi

Setelah bertengkar dengan saling mengeluarkan kritik atau kata-kata yang kasar, coba luangkan waktu untuk memproses pengalaman dengan pasangan guna mencegah diri kita bertengkar tentang hal yang sama di masa depan.

Kita mungkin tidak ingin melakukan hal ini segera setelah pertengkaran.

Berikan waktu, mungkin beberapa jam atau bahkan satu atau dua hari, untuk menenangkan diri.

Pastikan juga untuk bertanggung jawab atas peran kita dalam pertengkaran tersebut dan fokuslah menemukan kompromi, bukan kemenangan.

Sebuah studi yang diterbitkan dalam Journal of Family Psychology menemukan, orang-orang yang secara aktif memperbaiki hubungan mereka bisa lebih mudah mendapatkan perspektif baru untuk mengembalikan keintiman dibandingkan dengan mereka yang membiarkannya berlalu begitu saja.

Berikut adalah beberapa langkah yang dapat kita ikuti untuk memproses pertengkaran dengan cara yang sehat:

• Dengarkan cerita pasangan, bagaimana perasaannya, dan bagaimana responsnya terhadap situasi tersebut.

• Akui peran kita dalam konflik tersebut. Bagaimana kita berkontribusi dalam penciptaan dan eskalasi konflik.

• Rencanakan cara-cara yang lebih efektif untuk berkomunikasi satu sama lain untuk menghindari konflik yang sama di masa depan.

Ingatlah, bertengkar tentang hal yang sama berulang kali bukanlah pertanda baik. Dalam kasus seperti itu, terapi pasangan mungkin diperlukan.

Namun, pertengkaran baru yang membawa resolusi baru dapat menjadi sehat dan konstruktif bagi hubungan.

2. Temukan kenyamanan

Pertengkaran dengan pasangan dapat membuat kita merasa jauh atau terganggu.

Untuk menghidupkan kembali kasih sayang, tinjau kembali fondasi hubungan kita dengan pasangan.

Temukan dan rangkul hal-hal yang kita sukai dari pasangan dengan mengekspresikan secara verbal maupun fisik apa yang membuat kita tertarik padanya.

Kita mungkin akan terkejut melihat betapa besar perbedaan yang dapat dibuat oleh sebuah gerakan sederhana seperti pelukan, ungkapan terima kasih, atau permintaan untuk menghabiskan waktu bersama.

Faktanya, sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Social and Personal Relationships menunjukkan, pasangan yang saling memberi dan menerima sentuhan kasih sayang secara teratur akan lebih bahagia dan melaporkan kepuasan hubungan yang lebih tinggi.

Intinya adalah mengembalikan kemesraan bersama pasangan yang sempat hilang selama konflik.

Menghabiskan waktu bersama dengan pasangan setelah bertengkar juga dapat terasa lebih istimewa karena kita berdua dapat memperbaiki keretakan dalam hubungan.

3. Berbagi tawa

Menghabiskan waktu berkualitas bersama dengan mencoba aktivitas baru, terutama yang mengundang tawa, dapat mempererat hubungan.

Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Current Directions in Psychological Science menjelaskan bagaimana berbagi tawa dikaitkan dengan perasaan aman dan kedekatan dalam sebuah hubungan.

Menertawakan hal yang sama juga akan memperkuat anggapan bahwa kita dan pasangan memiliki pandangan yang sama terhadap dunia, yang menambah kedalaman pengalaman bersama.

Berhubungan dengan inner child kita, seperti melukis, bermain game, menghabiskan waktu di arcade, semuanya bisa membantu kita dan pasangan terhubung dengan cara yang menyenangkan dan lebih bermakna.

Mengingatkan diri sendiri dan pasangan bahwa kita masih bisa bersenang-senang bersama adalah hal yang dapat membantu kita berdua menempatkan hal-hal yang sulit dalam perspektif baru.