Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

8 Pertimbangan Penting untuk Hilangkan Kecemasan Saat Hadir di Bukber Sekolah

Bagi sebagian orang, ini bisa jadi pengalaman mengasyikkan untuk bertemu teman lama dan menjalin silaturahmi.

Namun undangan bukber dengan teman sekolah juga bisa memicu kecemasan dan tidak percaya diri karena perasaan kalah bersaing.

Belum lagi potensi membuka luka lama yang akan membuat kita tidak nyaman jika ada riwayat buruk di masa lalu.

Pertimbangan penting sebelum hadiri bukber dengan teman sekolah

Undangan reuni maupun agenda bukber dengan teman lama di sekolah bisa memunculkan dilema tersendiri.

Kita mungkin tidak ingin hadir namun tidak enak menolak undangan tersebut.

Laura Martocci Ph.D., psikolog sosial mengatakan ada beberapa hal yang bisa dijadikan pertimbangan sebelum menolak atau menyetujui undangan seperti itu.

Pahami lebih detail soal pro, kontra dan pemicu potensial yang bisa membuat kita tidak nyaman.

"Dengan demikian, Anda dapat hadir sebagai diri Anda sendiri, dan menjaga keseimbangan Anda," pesannya.

Berikut adalah sejumlah faktor yang harus dipertimbangkan.

Apakah akan jadi momen untuk bersenang-senang?

Apakah kita berani mengobrol dengan mantan gebetan? Memperkenalkan pasangan ke teman-teman sekolah?

Atau kita sebenarnya hanya sekadar merasa ingin pergi untuk memuaskan rasa ingin tahu soal kondisi teman-teman lama.

Jujur pada diri sendiri

Kebanyakan orang menghadiri reuni sekolah, termasuk agenda buka puasa bersama, , untuk berhubungan kembali dengan mantan temannya.

Namun kita harus mengantisipasi ada teman yang ternyata menjauh, enggan berbaur dan tidak sama seperti kenangan kita di masa lalu.

Pastikan kita bersikap terbuka agar tidak merasa kecewa.

Namun kita juga penasaran pada kehidupan teman yang dulunya sombong dan punya sikap yang buruk.

Menyadari kemungkinannya secara psikologis

Kita biasanya berasumsi momen pertemuan kembali ini akan jadi pengalaman yang relatif aman secara emosional.

Sebagai orang dewasa, kita mungkin merasa tak lagi mudah terganggu dengan penampilan atau kata-kata buruk dari teman lama.

Namun kondisinya bisa saja sama sehingga memicu perasaan yang mirip dengan kecemasan dan rasa tidak aman yang umum terjadi saat masa sekolah.

"Sangat membantu untuk menyadari kemungkinan ini," kata Martocci.

Jangan jadikan momen balas dendam

Acara bukber dengan teman sekolah bukan ajang balas dendam untuk masa lalu yang buruk.

Jangan jadikan ini kesempatan untuk mendapatkan validasi secara terselubung dari teman lama.

Potensi terjebak kilas balik emosional dan merasa sulit untuk terhubung

Hanya sedikit orang yang tidak memiliki ingatan tidak nyaman yang terkait dengan masa sekolah.

Bagi banyak orang, pengalaman emosional negatif bersarang di tubuh kita sampai sesuatu hal akhirnya menjadi pemicunya.

"Ingatlah bahwa sekolah menengah, pada saat itu, adalah seluruh dunia Anda, dan pengalaman negatif apa pun mengguncangnya," kata Martocci.

Akan tetapi, kita harus paham bahwa itu adalah masa lalu dan sekarang kita sudah menjadi orang yang berbeda.

Dampaknya pada otak

Pengalaman buruk dan rasa sakit di masa sekolah, yang bisa kembali muncul di momen reuni ini, bisa memengaruhi otak kita.

Memperbaikinya akan membutuhkan waktu, dukungan, dan kemampuan untuk percaya.

Ironisnya, hal-hal tersebut jarang diberikan oleh teman sekelas kita yang dijumpai hanya di acara bukber ini.

Bisa jadi pengalaman memberdayakan

Menghadiri acara seperti reuni sekolah atau bukber dengan teman lama bisa memberdayakan kita.

Momen ini merupakan kesempatan untuk menegaskan pertumbuhan emosional dan hidup kita.

"Yang penting di sini adalah kesadaran yang jelas bahwa mantan teman sekelas Anda akan memiliki ceritanya sendiri. Namun, Anda tidak perlu terus menerima positioning dalam narasi mereka," tandas Martocci.

https://lifestyle.kompas.com/read/2023/04/10/141152020/8-pertimbangan-penting-untuk-hilangkan-kecemasan-saat-hadir-di-bukber

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke