Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Quiet Luxury, Gaya Busana ala 'Orang Kaya Lama' yang Jadi Tren Terkini

Uniknya, gaya ini juga tergolong sulit dijelaskan dengan kata-kata, dibandingkan yang lainnya.

Meski demikian, kita akan melihat jelas kemewahan mode tersebut dalam penggunanya.

Misalnya dalam penampilan 'sederhana' Gwyneth Paltrow, Maye Musk yang merupakan ibu Elon Musk dan Mark Zuckerberg, serta berbagai karakter di serial HBO, Succession.

Apa itu quiet luxury?

Quiet luxury adalah gaya berbusana yang menonjolkan kualitas pakaian terbaik dengan gaya yang elegan, anggun sekaligus klasik tanpa terkesan berlebihan.

Pilihan warnanya tergolong krem, abu-abu, putih atau warna netral lainnya dengan desain halus, detail dan berkelas.

"Pakaian dengan kualitas terbaik, tetapi juga pakaian yang memiliki keabadian, canggih dan anggun", kata Thomaï Serdari, direktur program MBA fashion dan mewah di Stern School of Business, New York.

Artinya, style ini menjauhi berbagai item fashion seperti ikat pinggang keemasan Gucci atau tas tangan berlogo Louis Vuitton, yang terang-terangan menonjolkan kemewahannya.

Koleksi tersebut dibuat oleh tangan ahli sehingga menghasilkan kualitas papan atas.

"Karena seseorang telah meluangkan waktu untuk merancang struktur garmen, berlawanan dengan sesuatu yang dapat dibuang dan dibuat hanya untuk dijual sebagai produk dua dimensi seperti fast fashion," kata Serdari.

Popularitasnya berkembang sejak tahun 2008

Style quiet luxury sekarang memang sedang viral, ditandai banyaknya pengguna media sosial mencoba menerapkannya, tentunya dengan biaya terjangkau.

Lorna Hall, Direktur Kecerdasan Mode di perusahaan prediksi tren Inggris, WGSN mengatakan quiet luxury tetap saja bagian dari siklus fashion.

Ketika pembatasan era pandei mulai dilonggarkan tahun 2021, tren fesyen cenderung didominasi "peacocking" dan "dopamin dressing" yakni item dengan warna-warna cerah, logo yang mencolok, dan gaya pamer terang-terangan.

Jadi masuk akal bahwa setelah sensasi keluar dari pandemi yang dibanjiri dengan kemewahan mereda dan ekonomi berayun ke arah lain, tren mode juga akan bergeser," ujar Hall.

Selain itu, popularitas serial HBO, Succession yang karakternya kerap tampil dengan topi bisbol kasmir seharga 600 dollar AS berwarna netral tanpa logo juga berpengaruh.

Selain itu, Hall berpendapat kondisi dunia saat ini juga memengaruhi popularitas quiet luxury.

“Saat ini, kita hidup melalui masa-masa yang membutuhkan pendekatan yang lebih sederhana,” katanya, merujuk pada krisis ekononomi, kesadaran akan keberlanjutan dan tingginya konsumerisme publik.

Meski demikian, tren quiet luxury sebenarnya sudah mulai mendominasi dunia mode sejak tahun 2008, bertepatan dengan resesi dunia.

“Meskipun fesyen kadang-kadang tidak sensitif, ia masih sangat selaras dengan dinamika sosial,” ujar Hall.

“Ketika sebagian besar populasi berjuang untuk bertahan atau menghangatkan rumah mereka, memamerkan ekspresi kekayaan yang ekstrim terlihat tidak sensitif."

Merek yang terpengaruh

Popularitas quiet luxury dipercaya akan memengaruhi berbagai merek mode kelas dunia seperti Louis Vuitton, Dior, Gucci, Chanel, dll.

Jean-Jacques Guiony, Chief Financial Officer LVMH, perusahaan induk Louis Vuitton, Dior dan Fendi, dan banyak lainnya membenarkan pengaruh tersebut.

Ia yakin sebagian besar konsumen masih menginginkan produk berlogo namun LVMH juga menawarkan banyak item stealth-wealth bagi konsumen, misalnya lewat koleksi Loro Piana.

Merek tersebut dikenal dengan jumper kasmirnya yang sederhana namun mewah dengan harga setidaknya 1.700 dollar AS.

“Tidak semua orang mampu mengenakan Loro Piana dan Brunello Cucinelli,” kata Serdari.

“Ini lebih tentang estetika, tetapi mungkin juga berpikir dua kali tentang apakah Anda memerlukan jumper yang akan rusak dalam dua kali pencucian atau apakah Anda ingin menunggu dan berinvestasi pada sesuatu yang dapat Anda pakai selama beberapa tahun.”

https://lifestyle.kompas.com/read/2023/06/16/113723920/quiet-luxury-gaya-busana-ala-orang-kaya-lama-yang-jadi-tren-terkini

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com