Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kunyit hingga Teh Hijau, Ini 7 Asupan yang Bikin Panjang Umur

Faktanya, penelitian membuktikan bahwa cara kita menua tidak terlalu dipengaruhi oleh genetika dan lebih banyak berada dalam kendali kita daripada yang kita sadari.

Hal ini termasuk memperhatikan kebiasaan makan yang sudah ada dan memilih lebih banyak makanan untuk hidup lebih lama.

Ketika berbicara tentang umur panjang, hal pertama yang perlu dipertimbangkan adalah makanan yang kita konsumsi sehari-hari.

"Kuncinya adalah menghindari makanan olahan, yang sering kali mengandung lemak, gula, dan natrium yang tidak sehat dan dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan."

Demikian penuturan Anant Vinjamoori, MD, kepala petugas medis Modern Age.

"Pola makan yang kaya akan beragam makanan nabati, seperti buah-buahan, sayuran, biji-bijian, dan kacang-kacangan, dikaitkan dengan masa hidup yang lebih panjang dan lebih sehat."

"Makanan ini juga menyediakan banyak fitokimia dan flavonoid, senyawa yang menunjukkan sifat antioksidan, antiinflamasi, serta antikarsinogenik," jelasnya.

Daftar asupan yang bikin umur panjang

Dan meskipun tidak ada makanan tunggal yang secara ajaib dapat memperpanjang usia, ada banyak makanan yang dapat kita konsumsi dalam kombinasi satu sama lain untuk membantu mengurangi risiko penyakit dan mendukung kita hidup lebih lama.

Untuk mengetahuinya lebih lanjut, simak daftar asupan yang dapat membantu kita hidup lebih sehat dan panjang umur, seperti yang dilansir dari laman Eat This Not That berikut ini.

Studi Predimed yang terkenal, sebuah uji coba intervensi nutrisi jangka panjang yang besar, mengamati penurunan yang signifikan dalam risiko kejadian kardiovaskular utama di antara mereka yang mengonsumsi makanan Mediterania yang dilengkapi dengan kacang-kacangan campuran dibandingkan dengan diet rendah lemak.

Kelompok yang mengonsumsi kacang-kacangan memiliki risiko kematian 39 persen lebih rendah.

"Kacang-kacangan kaya akan lemak tak jenuh (bentuk lemak yang sehat), serat, antioksidan, serta vitamin dan mineral tertentu yang secara kolektif meningkatkan kesehatan jantung, membantu mengendalikan berat badan, dan meningkatkan umur panjang," kata Vinjamoori.

Peradangan kronis merupakan faktor penting dalam banyak penyakit yang berhubungan dengan penuaan dan efek antiinflamasi dari kurkumin dapat membantu mengurangi hal ini.

Terlebih lagi, berdasarkan hasil ulasan tahun 2022 di Cells, kurkumin juga dikaitkan dengan risiko penyakit jantung yang lebih rendah.

Sebuah studi pada tahun 2022 dalam Journal of American College of Cardiology mengamati bahwa orang yang mengonsumsi lebih dari ½ sendok makan minyak zaitun per hari memiliki risiko kematian 19 persen lebih rendah (karena sebab apa pun) dibandingkan mereka yang jarang atau tidak pernah mengonsumsi minyak zaitun.

Secara khusus, orang-orang yang menikmati minyak zaitun memiliki risiko 29 persen lebih rendah untuk meninggal akibat penyakit neurodegeneratif (seperti alzheimer), 19 persen lebih rendah untuk penyakit jantung, dan 17 persen lebih rendah untuk meninggal akibat kanker.

Sebuah studi tahun 2022 di Molecules menunjukkan bahwa quercetin dapat menghilangkan sel senesen — sel penuaan yang telah berhenti membelah — yang mungkin berkontribusi untuk menunda proses penuaan.

Menurut Vinjamoori, quercetin diyakini dapat mengaktifkan gen SIRT1, yang berperan penting dalam umur panjang dan manfaat pembatasan kalori, serta meningkatkan kemampuan tubuh untuk memperbaiki DNA dan berpotensi memperlambat proses penuaan.

Uji klinis acak tahun 2021 dalam Journal of Clinical Biochemistry and Nutrition juga menemukan bahwa mengonsumsi bawang bombay yang kaya quercetin membantu meningkatkan fungsi kognitif.

Untungnya, ada banyak cara untuk makan bawang bombay.

Kita bisa mengaramelkannya dengan sedikit minyak zaitun extra-virgin dan menambahkannya ke dalam telur dadar atau mengirisnya dan memasukkannya ke dalam salad yang lezat untuk menambah kerenyahan.

Faktanya, menurut studi Circulation 2016, orang yang makan sekitar 2,4 ons biji-bijian (yang setara dengan sekitar 1,5 potong roti gandum) setiap hari memiliki risiko kematian dini yang lebih rendah dibandingkan dengan kelompok yang makan lebih sedikit atau tidak makan biji-bijian sama sekali.

Jika kita tidak menyukai roti, maka kita bisa memasukkan biji-bijian utuh padat nutrisi lainnya ke dalam makanan, seperti wild rice, oatmeal, farro, dan sereal biji-bijian rendah gula.

Sebuah studi British Journal of Nutrition mengamati data dari Nurses Health Study, salah satu investigasi terbesar terhadap faktor risiko penyakit kronis utama pada wanita yang diikuti oleh lebih dari 93.000 wanita selama beberapa dekade.

Para peneliti pun menemukan hubungan yang erat antara mengonsumsi makanan kaya flavonoid, khususnya blueberry dan stroberi, serta red wine, teh, dan paprika, dengan risiko yang lebih rendah dari semua penyebab kematian.

https://lifestyle.kompas.com/read/2023/07/11/110622820/kunyit-hingga-teh-hijau-ini-7-asupan-yang-bikin-panjang-umur

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke