Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kisah Matras Yoga Svarga, dari Hati untuk Memberi "Surga"

Pengalaman mengajarkan pada setiap orang untuk melihat berbagai pilihan hidup, sebelum menentukan dan lalu menjalaninya. Terkadang, pilihan tersebut bahkan tak pernah terbayang sebelumnya. 

Kondisi itu pula yang dialami oleh Elisa Purnomo. Pengalaman membawa pengusaha muda ini mendirikan merek perlengkapan olahraga The Republic of Svarga (SVRG), sekitar enam tahun lalu.

"Saya kuliah arsitek di Melbourne, tapi di arsitek saya ngerasa enggak cocok, lalu saya jadi desainer fesyen."

"Di fesyen saya pernah kerjasama dengan Ubaya (Universitas Surabaya), Jawa Pos, itu sekitar 4-5 tahun, bikin baju ini lagi, ini lagi, saya bosen."

:"Saya enggak bisa membayangkan melakukan hal itu terus menerus di sisa hidup saya," papar perempuan 37 tahun ini dalam perbincangan dengan Kompas.com, beberapa waktu lalu.

Di saat merasa bosan, Elisa teringat pada pengalaman hidupnya selama ini. "Setiap kali down, stres, larinya ke olahraga, kerjanya involve itu," sebut dia.

Tak cuma melakukan latihan di pusat kebugaran, dia pun melakukan high-intensity interval training (HIIT) Crossfit, panjat dinding, kalistenik, hingga yoga.

Nah, menurut pengakuannya, yoga menjadi salah satu pengalaman yang mengesankan dalam hidupnya.

"Waktu saya tinggal di Bali saya mau Crossfit sebenernya, tapi jadwalnya gak fleksibel, lalu ada yoga. Ya, yoga ada di mana-mana di Bali kan."

"Awalnya pengen tahu, olahraga apaan sih nih. Enggak gue banget," cetus Elisa.

"Ternyata, yoga itu capek, dan pertama kali nyoba dan keringet-nya segitu, wah sama aja dengan kalistenik ini sih."

"Dari situ torture-nya lebih berasa," sambung Elisa lagi.

Ketika keringat bercucuran, dan matras yang dipakainya menjadi basah, sejumlah gerakan yoga yang dilakukan pun menjadi terganggu.

"Tangan bisa kepeleset, atau harus ngerem," ungkap dia.

Ketika awal memulai yoga, Elisa tak menduga bahwa matras merupakan alat penting dalam olahraga ini. "Saya pikir ya mat bisa yang ada aja, kan buat alas aja," sebut dia.

Ternyata Elisa salah. Saat dia mencoba matras yang bagus, gerakan-gerakan yang dia lakukan bisa diselesaikan dengan lebih baik. 

Sayangnya, kata Elisa, untuk mendapatkan matras yoga yang bagus bukan perkara mudah.

"Waktu itu, susah nyari-nya, kita harus nitip dari luar negeri untuk bisa dapet yang bagus," sebut Elisa.

Pengalaman Elisa dari kecintaannya pada olahraga, yang akhirnya membawa dia pada keputusan untuk mendirikan The Republic of Svarga.

"Ya, Svarga ini kan artinya surga, paradise, dari bahasa Sanskrit. Saya ingin mereka yang mulai berolahraga untuk menikmati pengalamannya dulu, dan hasilnya akan nyusul."

"Pokoknya lo seneng dulu deh. Bukan pesan enjoy the pain, bukan pesan kayak gitu. Lo berhasil melakukan sesuatu, have fun dulu, jadi kayak di paradise, surga gitu," sebut Elisa.

Elisa percaya, menjalani olahraga dengan gembira dan dinikmati akan bertahan untuk jangka waktu yang panjang. "Supaya gak quit, come and go."

"Jadi not all torture, nikmatin dulu," tegas dia.

Singkat cerita, seorang diri dia mewujudkan niat itu, dan matras yoga adalah salah satu produk awal yang dibuat brand SVRG.

Elisa terbang ke China, melihat berbagai pabrik di sana, guna menemukan spesifikasi matras yoga yang dibayangkannya.

"Saya melihat dari 'kaca mata' beginner bagaimana, untuk pemula, mereka yang awal olahraga karena ini yang paling banyak dicari."

"Lalu, material yang grip-nya enak, nyerep keringet lebih cepet, tapi grip gak lari, itu basic-nya," kata dia.

Perjalanan Elisa pun membuahkan hasil. SVRG merancang sejumlah matras yoga yang dibuat berdasarkan pengalaman Elisa sebagai yogis.

Ekata adalah salah satu varian matras yoga premium SVRG -selain Maza dan Shuroo- yang hingga kini terus dipasarkan.

"Saya eksperimen dengan trial error dengan banyak factory, yoga mat dengan grip yang bagus, atas bawah rubber, nyerep keringet tapi closed cell jadimasih bisa dibersihin di atas," kata Elisa.

Dari pertimbangan itu, lahirlah -salah satunya- Ekata. Natural rubber mat dengan pilihan ketebalan 2-5mm.

Matras premium ini dilengkapi fitur anti slip, reversable, cepat menyerap keringat, non-toxic, dan mudah dibersihkan.

"Varian Ekata Nusa Penida ini salah satu yang baru juga dalam Indonesian Heritage Edition," kata Elisa merujuk pada sebuah matras yoga dengan gambar deburan ombak di bibir pantai.

Elisa merasa, kreasi matras yoga premium dari brand Indonesia dengan desain bergambar semacam ini baru dilakukan oleh SVRG.

"Untuk brand lokal ya, kayaknya baru SVRG yang bikin. Ini proses riset dan pengembangannya enggak semalem jadi," sebut Elisa.

"Pabriknya pun enggak satu, matrasnya di mana, yang print-nya di mana, trial and error-nya lumayan lama."

Sementara, Indonesian Heritage Edition menawarkan sejumlah kreasi unik dari matras yoga bergambar dengan latar yang sangat Indonesia. 

Elisa mengaku harus memastikan matras bergambar yang dibuatnya tetap nyaman dipakai, dan tinta yang melekat di atasnya tidak luntur atau pun mengelupas. 

Ide Elisa membuat matras yoga bergambar pun berangkat dari pengalaman dan pengamatannya selama ini.

"Kalau kita lihat di sosial media, kenapa yoga gak populer di Indonesia, kenapa seperti gak dapet di kalangan anak muda-muda, mungkin salah satunya gak instagramable."

Dengan matras yoga premium yang bervariasi secara desain dan warna, diharapkan yoga bisa menjadi olahraga yang semakin menarik bagi banyak orang.

Namun, yang utama adalah menarik lebih banyak orang untuk menikmati olahraga dan menjadikan kegiatan ini laksana surga.

"Surga, untuk menjadi surga bagi yang berolahraga, dan mereka tidak melihat olahraga ini 'hell'," cetus Elisa.

Kini, hampir enam tahun berlalu sejak pertama Elisa mengagas idenya, The Republic of Svarga telah menjadi merek yang menyediakan berbagai kebutuhan alat olahraga. Tak cuma matras yoga tentu saja.

https://lifestyle.kompas.com/read/2023/07/27/130601820/kisah-matras-yoga-svarga-dari-hati-untuk-memberi-surga

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke