Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Dear Mba Taylor, Kenapa Aku Merasa Sendirian Terus?

Oleh: Alifia Putri Yudanti dan Ikko Anata

KOMPAS.com - Kehidupan modern yang dikelilingi oleh teknologi dan terhubung secara virtual membuat kontak fisik secara langsung menjadi semakin minim. Secara diam-diam, kesepian pun menyusup ke dalam kehidupan kita.

Kesepian adalah rasa yang paling menyesakkan. Hal ini karena kesepian bisa membuat seseorang merasa terisolasi dan terabaikan dari lingkungan sosial hingga berpengaruh terhadap kesehatan mentalnya.

Penelitian Yanguas, dkk. (2018) mengungkapkan bahwa kesepian adalah masalah umum yang terjadi pada orang dewasa. Sebab, semakin bertambahnya usia, semakin sedikit pula interaksi bermakna dengan orang-orang.

Seperti dalam siniar Anyaman Jiwa episode “Dear Mbak Taylor, Kenapa Aku Ngerasa Sendirian Terus?” dengan tautan s.id/AnJiwSendirian. Alih-alih merasa senang dengan kehidupannya, Alvina yang sekarang berumur 20-an, justru merasa sedih.

Kesepian Berpengaruh terhadap Kesehatan

Pada intinya, kesepian bukan sekadar perasaan subjektif karena merasa sendiri. Hal ini karena seseorang dapat merasakan kesepian, bahkan di tengah keramaian sekali pun.

Menurut laporan Surgeon General Amerika, kesepian lebih berbahaya daripada merokok 15 batang sehari. Hal ini karena manusia adalah makhluk sosial dan kita tidak bisa hidup dengan baik jika terisolasi.

Faktanya, kesepian adalah masalah umum yang terjadi pada orang dewasa. Perasaan ini pula adalah penyebab dari banyaknya masalah psikologis, seperti depresi, stres, dan kecemasan.

Selain itu, kesepian juga berpengaruh terhadap kesehatan fisik. Penelitian Pourriyahi (2021) mengungkapkan kesepian kronis dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh sehingga membuat seseorang lebih rentan terhadap berbagai penyakit.

Tak hanya itu, penelitian Griffin, dkk. (2021) menemukan hubungan antara kesepian dan gangguan tidur. Ternyata, kesepian dapat menyebabkan gangguan tidur, dan sebaliknya, kurang tidur dapat memperburuk perasaan kesepian tersebut.

Hal ini karena tekanan emosional yang terkait dengan kesepian dapat menyebabkan insomnia, yang mengakibatkan kurangnya kualitas tidur semakin memperparah perasaan terisolasi.

Terlebih, saat kesepian seseorang biasanya menghabiskan waktunya untuk memikirkan hal-hal yang membuatnya semakin merasa cemas.

Kenapa Kita Merasa Kesepian?

Mengutip Psychology Today, perasaan kesepian memiliki beragam faktor. Namun, salah satunya adalah menurunnya interaksi di dunia nyata karena mayoritas telah menggunakan komunikasi jarak jauh dan media sosial untuk menggantikan hubungan antarmanusia.

Meskipun bentuk-bentuk komunikasi yang lebih jauh ini membantu menjaga hubungan sosial dalam jarak dan waktu, bentuk-bentuk komunikasi tersebut bukan menjadi alternatif yang baik sebagai pengganti interaksi secara langsung.

Terlebih, jika sejak lama kita memang tak memiliki teman atau keluarga yang dengan interaksi yang intens. Alhasil, perasaan kesepian pun muncul karena kita tak pernah merasakan kehangatan dan kebahagiaan dalam suatu hubungan.

Jadi, dampak buruk dari kesepian terhadap kesehatan mental dan fisik sangat besar sehingga penting untuk memperhatikan soal ini. Mengenali tanda-tanda kesepian dalam diri kita dan orang lain adalah langkah pertama untuk membangun hubungan yang bermakna.

Dengarkan narasi lengkapnya terkait fenomena ini melalui siniar Anyaman Jiwa episode “Dear Mbak Taylor, Kenapa Aku Ngerasa Sendirian Terus?” dengan tautan s.id/AnJiwSendirian.

Akses sekarang juga playlist YouTube Medio by KG Media untuk mendapat informasi lebih banyak seputar kesehatan mental yang bisa menunjang kehidupan sosial, karier, hingga romansamu.

https://lifestyle.kompas.com/read/2023/11/20/103849720/dear-mba-taylor-kenapa-aku-merasa-sendirian-terus

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com