Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Bisakah Kita Mengurangi Stres dengan Aromaterapi?

KOMPAS.com - Siapa yang tak pernah merasakan tekanan dan stres dalam hidup ini? Entah dari tumpukan pekerjaan, urusan pribadi, atau sekadar hiruk pikuk kehidupan sehari-hari, stres bisa datang menghampiri tanpa diundang.

Namun, tahukah kamu bahwa ada cara alami yang diklaim dapat membantu meredakan stres? Ya, kamu tidak salah dengar.

Mari kita bicarakan tentang aromaterapi, si penyegar alami yang konon mampu membantu meredakan stres dengan aroma wanginya.

Manfaat dari aromaterapi

Penggunaan aromaterapi sudah ada sejak ribuan tahun yang lalu. Perawatan ini juga berakar pada pengetahuan Mesir, India dan Cina.

"Aromaterapi memiliki akar yang kuat," kata Melissa Young, dokter spesialis pengobatan tradisional.

"Aromaterapi telah digunakan sepanjang sejarah untuk alasan kesehatan, banyak studi dan penelitian yang kami lakukan saat ini menunjukkan betapa bermanfaatnya aromaterapi dalam beberapa situasi," lanjutnya.

Teknik umum untuk aromaterapi termasuk menghirup minyak esensial yang diuapi atau disebarkan menggunakan diffuser, digunaka untuk pijat, atau campuran untuk mandi.

Sebagai terapi untuk stres dan masalah terkait, penggunaan aromaterapi ini dilakukan untuk tujuan berikut:

1. Meningkatkan kualitas tidur

Stres adalah beban berat bagi pikiran dan tubuh yang dapat membuat kita terjaga di malam hari. Tetapi efek menenangkan dari aromaterapi dapat membantu orang mengesampingkan kekhawatiran sehingga bisa tidur lebih nyenyak dan lama.

Para peneliti menemukan bahwa aromaterapi menggunakan lavender dapat mengurangi stres dan meningkatkan kualitas tidur pasien di unit perawatan intensif. Pasien yang menerima aromaterapi juga mengalami penurunan tekanan darah dan detak jantung, dua tanda vital yang biasanya meningkat akibat stres.

Sebuah studi yang meninjau 30 penelitian berbeda yang meneliti aromaterapi dan kualitas tidur menemukan bahwa perawatan ini dapat mengurangi stres, rasa sakit, kecemasan, depresi, dan kelelahan.

2. Mengurangi kecemasan

Banyak pasien mengalami kecemasan tinggi sebelum mereka masuk ke ruang operasi. Aromaterapi tampaknya dapat meredakan kekhawatiran tersebut.

Sebuah tinjauan terhadap 27 penelitian menunjukkan bahwa aromaterapi sangat mengurangi kecemasan pada pasien yang sedang menunggu prosedur, mulai dari operasi jantung hingga prosedur berisiko rendah.

Minyak esensial lavender, jeruk, dan mawar adalah aroma yang paling banyak digunakan dalam penelitian tersebut. Cara pemberiannya meliputi penghirupan dan pemijatan.

"Kami telah melihat beberapa bukti yang sangat bagus mengenai bagaimana aromaterapi dapat digunakan untuk membantu orang mengurangi kecemasan sebelum prosedur, sehingga kami mulai menggunakannya di rumah sakit sekarang," kata Dr. Young.

3. Meningkatkan suasana hati dan meredakan depresi

Berbagai penelitian telah menunjukkan bagaimana pijat aromaterapi dapat membantu meringankan gejala depresi dan meningkatkan suasana hati secara keseluruhan. Penelitian lain menunjukkan bahwa pijat aromaterapi dapat membantu menghilangkan "baby blues" pascapersalinan setelah melahirkan.

Pijat aromaterapi dan menghirup aroma wangi juga telah terbukti dapat mengurangi rasa sakit dan meningkatkan kualitas hidup selama menstruasi.

"Kami belajar lebih banyak lagi tentang bagaimana aromaterapi dapat digunakan sebagai terapi untuk mengatasi berbagai macam kebutuhan," kata Dr. Young.

Namun jika kamu memiliki gejala depresi, sebaiknya temui ahli kesehatan untuk mendapatkan penilaian dan rencana perawatan. Aromaterapi di rumah bukanlah pengganti perawatan kesehatan mental profesional.

Cara kerja aromaterapi

Jadi, bagaimana cara kerja minyak esensial yang dihirup dapat memicu hasil seperti ini?Penjelasannya berpusat pada bagaimana otak dan sistem saraf kita merespons rangsangan aromatik.

Minyak esensial melepaskan molekul kecil ke udara yang masuk ke dalam hidung saat kita menarik napas. Reseptor di hidung menangkap aroma tersebut dan memberi tahu otak  melalui saraf penciuman.

Hal tersebut memicu aktivitas (termasuk pelepasan hormon) di dalam bagian otak yang mengontrol emosi.

"Itulah salah satu alasan mengapa orang merasa lebih tenang dan lebih bahagia setelah melakukan aromaterapi," jelas Dr. Young. "Aroma ini mempengaruhi otak dan sistem saraf kita.”

Jenis minyak esensial yang dapat mengatasi stres

Minyak esensial adalah ekstrak yang sangat pekat yang terbuat dari bunga, biji, batang, daun, dan bagian tanaman lainnya. Minyak diambil dari tanaman melalui cara-cara seperti penyulingan, uap atau pengepresan dingin mekanis.

Berbagai minyak menargetkan kondisi yang berbeda. Lavender sering digunakan untuk meredakan stres dan kecemasan. Begitu juga dengan chamomile, clary sage, dan geranium.
Jenis lain yang dapat digunakan untuk meredakan stres antara lain:

  • Bergamot.
  • Kemenyan (frankincense, benzoin)
  • Melati.
  • Laurel.
  • Lemon.
  • Jeruk mandarin.
  • Nilam atau patchouli
  • Mawar.
  • Kayu cendana.
  • Jeruk manis
  • Ylang-ylang.

Karena sifatnya yang pekat, minyak esensial harus dicampur dengan minyak lainnya agar aman digunakan pada kulit untuk pijat aromaterapi atau mandi.

Contohnya minyak esensial dapat dicampur dengan minyak kelapa, minyak biji anggur dan minyak zaitun.

Apa ada orang yang harus menghindari aromaterapi?

Aromaterapi tidak dianjurkan jika kamu memiliki atau mengalami masalah kesehatan yang melibatkan:

  1. Asma atau penyakit pernapasan lainnya.
  2. Alergi.
  3. Epilepsi.
  4. Sakit kepala migrain.
  5. Kejang.

"Aromaterapi dapat memicu jika kamu memiliki kondisi tertentu. Sebaiknya berhati-hati dalam kondisi tersebut," kata Dr. Young.

Konsultasikan dengan ahli kesehatan sebelum mencoba aromaterapi jika kamu sedang hamil atau mengonsumsi obat resep. Mereka mungkin menyarankan untuk tidak menggunakan minyak esensial atau teknik tertentu dalam beberapa situasi.

Tips aman menggunakan minyak esensial

  • Hindari menggunakannya di dekat api terbuka, karena minyak esensial mudah terbakar. (jangan meninggalkannya di dalam mobil yang panas).
  • Jangan mengkonsumsinya secara oral.
  • Batasi penggunaan minyak esensial di sekitar anak-anak dan hewan peliharaan.
  • Hindari mengoleskan minyak esensial pada kulit sebelum keluar di bawah sinar matahari karena dapat menyebabkan fotosensitivitas.
  • Kualitas dan kemurnian minyak esensial yang beredar di pasaran juga dapat menjadi masalah. Meskipun digunakan untuk masalah kesehatan, minyak esensial tidak diatur sebagai obat yang digunakan untuk mengobati, menyembuhkan, atau mencegah penyakit. Sebaliknya, sebagian besar minyak esensial termasuk dalam klasifikasi kosmetik.

Menemukan minyak esensial yang berkualitas dimulai dengan melakukan riset untuk menemukan produsen yang memiliki reputasi baik. Menurut dokter Young, cari produk yang berlabel "organik" atau "kelas terapeutik". Periksa juga nama Latin dari sumber minyak pada labelnya.

Sebaiknya hindari juga produk dengan wewangian, karena sering kali mengandung bahan sintetis. Meskipun semua orang menyukai penawaran yang bagus, berhati-hatilah dengan minyak esensial yang murah, kemungkinan besar itu tidak asli.

https://lifestyle.kompas.com/read/2024/05/14/092833820/bisakah-kita-mengurangi-stres-dengan-aromaterapi

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com