Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Vape Bikin Gigi Kuning, Mitos atau Fakta?

JAKARTA, KOMPAS.com - Ada anggapan bahwa vape bikin gigi kuning, sama halnya seperti merokok.

Adapun kondisi gigi yang berwarna kuning bisa disebabkan oleh beberapa hal, termasuk faktor genetik dan faktor gaya hidup seperti merokok atau menggunakan vape.

Lalu, benarkah vape bikin gigi kuning? Berikut penjelasan singkatnya.

Vape bikin gigi kuning, benarkah?

Menurut dokter gigi dari merek pasta gigi Bakarat, Desiananda Wulandari, gigi orang yang termasuk perokok aktif maupun menggunakan vape, cenderung lebih kuning dibandingkan yang tidak merokok.

Ia mengungkap bahwa rokok maupun vape sangat berpengaruh terhadap nilai estetika gigi seseorang.

Meskipun kedua kelompok itu menjalankan rutinitas sikat gigi yang sama, penampilan dan kondisi gigi mereka akan tetap berbeda.

"Ngaruh banget, terutama pada gusi sih biasanya kalau merokok itu. Kemudian kalau orang merokok ngaruh juga ke pertumbuhan karang giginya dan awalnya akan ada stain,” jelas Desi kepada Kompas.com saat ditemui di Wellfest 2024, di Central Park Mall, Jakarta Barat, belum lama ini.

  • Awas, Selain Merusak Kulit, Vape Juga Bikin Bibir Kering
  • Benarkah Vape Bisa Menimbulkan Jerawat di Wajah?

Kondisi gigi yang menguning dan berkarang gigi akan semakin parah apabila kebersihan mulut dan giginya tidak dijaga dengan baik.

Menguningnya gigi pada perokok aktif maupun pengguna vape disebabkan karena adanya kandungan di dalam rokok dan vape yang bisa meninggalkan noda di gigi.

"Vape juga sama saja efeknya kayak rokok, karena keduanya ada nikotin dan tarnya, ya. Ada beberapa kandungan-kandungan yang bisa mengubah warna gigi dan menimbulkan stain,” katanya.

Lebih jauh, Desi menyebutkan bahwa kebiasaan merokok dan  ape bukan hanya mempengaruhi tampilan gigi, melainkan juga berdampak pada kesehatan gigi dan mulut secara keseluruhan.

“Jadi memang dari dampak jangka panjangnya bukan cuma di tampilannya jadi kuning saja, tetapi dari karang gigi ini kalau udah mulai menumpuk, lama-lama bisa berpengaruhnya ke gusi,” ujar Desi.

Karang gigi yang semakin menumpuk bisa memicu pembengkakan gusi dan dikhawatirkan dapat membuat gusi lebih rentan luka.

Selain itu, kebiasaan merokok dan vape juga bisa menimbulkan noda kehitaman di sela-sela gigi. 

"Makanya biasanya orang yang merokok atau nge-vape itu enggak cuman banyak karang gigi saja, tapi ada stain yang kehitaman di sekitar giginya,” imbuh Desi.

  • Merokok Bikin Gemuk, Benarkah
  • 5 Efek Negatif Rokok terhadap Penampilan, Apa Saja?

Desi merekomendasikan bagi perokok aktif dan pengguna vape untuk rutin menjaga kebersihan oral dengan cara scaling gigi secara berkala.

“Biasanya sih kalau rutin scaling gigi, maka stain-stain itu bisa hilang. Tapi mau sebersih apapun sikat giginya, kalau karang gigi itu pasti ada, makanya harus dirutinkan scalingnya,” tandasnya.

https://lifestyle.kompas.com/read/2024/08/07/091100620/vape-bikin-gigi-kuning-mitos-atau-fakta-

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com