Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Idul Adha Bukan Alasan Makan Berlebih, Dokter Jelaskan Cara Makan Sehat

Pasalnya, berbagai hidangan olahan daging kurban, dari sate, gulai, hingga tongseng, hampir tak pernah absen dari meja makan.

Namun, apakah euforia hari raya ini boleh dijadikan alasan untuk makan berlebihan?

Chairman Junior Doctors Network (JDN) Indonesia, dr. Andi Khomeini Takdir Haruni, SpPD(K) mengingatkan bahwa makan secukupnya dan tetap menjaga kendali diri tetap penting, meski dalam suasana perayaan.

“Cara menjaga pola makan, ya sama saja dengan hari biasa sebenernya,” ujar dr. Andi saat dihubungi Kompas.com, Selasa (3/6/2025).

Makan sebelum kenyang, bukan sampai puas

Dalam ajaran Islam sendiri, Rasulullah SAW menganjurkan umatnya untuk makan saat lapar dan berhenti sebelum kenyang. Prinsip ini, menurut dr. Andi, sangat relevan untuk diterapkan saat Idul Adha.

“Dan anjuran Nabi, lapar, makan. Sebelum kenyang banget, udah berhenti,” ucapnya.

Pola makan seperti ini tak hanya lebih menyehatkan, tapi juga bisa membantu tubuh menghindari masalah seperti gangguan pencernaan, lonjakan gula darah, atau rasa begah berlebihan yang kerap muncul setelah makan besar.

Kenali sinyal tubuh, jangan turuti nafsu

Dalam suasana penuh sajian seperti Idul Adha, kita cenderung makan bukan karena lapar, melainkan karena tergoda aroma atau rasa. Padahal, makan tanpa rasa lapar yang nyata bisa membuat asupan energi jauh melebihi kebutuhan tubuh.

Tipsnya, coba perhatikan sinyal kenyang dari tubuh dan berhenti sebelum perut terasa penuh. Minum air putih terlebih dahulu juga bisa membantu mengurangi dorongan untuk makan terlalu banyak.

Momen berbagi, bukan balas dendam makan

Idul Adha adalah momen berbagi, bukan ajang balas dendam kuliner. Meski tidak ada larangan untuk menikmati hidangan daging kurban, dr. Andi menegaskan pentingnya kontrol diri.

“Ya ketahui batasan dan kendalikan diri,” katanya.

Khusus bagi orang yang memiliki riwayat penyakit seperti kolesterol tinggi, hipertensi, atau asam urat, kontrol ini menjadi semakin penting. Tetap patuhi anjuran dokter, minum obat secara teratur, dan hindari konsumsi jeroan serta bagian daging yang berlemak.

Tetap sehat saat Idul Adha

Menjaga pola makan saat Idul Adha bukan berarti mengurangi rasa syukur, tapi justru bagian dari memaknai kesehatan sebagai bentuk ibadah.

Jadi, nikmati daging kurban dengan porsi wajar, pilih metode masak yang lebih sehat, dan tetap utamakan keseimbangan dalam setiap sajian.

https://lifestyle.kompas.com/read/2025/06/03/190100120/idul-adha-bukan-alasan-makan-berlebih-dokter-jelaskan-cara-makan-sehat

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com