Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

6 Fakta Pernikahan Anak Dedi Mulyadi, Ada Mahar Hewan Ternak hingga Emas

KOMPAS.com - Putra Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi, Maula Akbar dengan Wakil Bupati Garut, Putri Karlina telah resmi menikah pada Rabu (16/7/2025).

Akad nikah dua sejoli itu digelar meriah di Pendopo Garut yang dihadiri berbagai tokoh ternama.

Tak hanya itu, adapun sejumlah fakta menarik dibalik pernikahan Maula Akbar dan Putri Karlina. Berikut Kompas.com rangkum dari berbagai sumber, Kamis (17/7/2025).

Tak seperti pernikahan pada umumnya, mahar dalam pernikahan ini mencerminkan nilai-nilai agraris dan kearifan lokal.

Dalam video yang diunggah di kanal YouTube resminya, Dedi Mulyadi memperlihatkan mahar yang diberikan putranya untuk putri kandung dari Kapolda Metro Jaya Irjen Karyoto tersebut.

Uniknya, mahar berupa satu pasang domba Garut, seekor sapi, serta bibit tanaman. Filosofi di baliknya adalah keberlanjutan, ketahanan pangan, dan kehidupan yang membumi.

Uniknya, mahar tersebut berupa 9 ekor sapi, 9 ekor domba garut, 9 ekor ayam pelung Cianjur, 9 tambunan bibit ikan gurame, 99 jenis bibit buah kayu lokal, dan 9 jenis bibit padi lokal.

2. Mahar emas 90 gram

Selain hewan ternak dan bibit, mahar pernikahan juga dilengkapi dengan mahar emas yang beratnya cukup fantastis, yaitu 90 gram. 

Emas ini menjadi simbol penghargaan dan tanggung jawab dalam ikatan suci pernikahan. 

Jumlah tersebut tidak hanya mencerminkan nilai material, tetapi juga komitmen jangka panjang dalam membangun keluarga.

3. Tokoh penting kenegaraan jadi saksi pernikahan

Momen akad nikah berlangsung khidmat dan sakral dengan kehadiran sejumlah tokoh penting. 

Adapun tokoh kenegaraan yang turut menjadi saksi pernikahan Maula dan Putri yaitu Ketua MPR Ahmad Muzani dan Menteri Agama Nasaruddin Umar. 

4. Perbedaan usia keduanya

Putri, sang mempelai perempuan, diketahui lahir pada 14 Maret 1993, yang saat ini berusia 32 tahun.

Sementara itu, Maula lahir 3 November 1999 atau saat ini berusia 25 tahun. Perbedaan usia tujuh tahun ini menjadi sorotan, namun tak menjadi penghalang keduanya dalam membangun rumah tangga.

5. Awalnya ingin menikah di KUA saja

Putri mengungkap, mereka sempat berniat untuk menikah secara sederhana di Kantor Urusan Agama (KUA) saja. 

Meski begitu, rencana tersebut gagal karena pihak orangtua merasa masih sanggup dan ingin memberikan pesta pernikahan yang terbaik untuk keduanya.

"Tadinya saya dan calon suami mengajukan ke orangtua untuk menikah di KUA saja. Kami ingin menikah sebagai ibadah, tanpa kompleksitas besar,” ujar Putri, seperti yang telah dilaporkan Kompas.com sebelumnya.

6. Gandeng seniman lokal untuk dekorasi pernikahan

Meski digelar dengan pesta meriah, pernikahan ini tetap berupaya memberikan dampak sosial. Salah satu caranya adalah dengan menggandeng seniman lokal untuk dekorasi. 

Dekorasi pernikahan mereka didominasi bambu dari Selaawi, Garut, yang dirancang oleh seniman bambu setempat dan dikolaborasikan dengan dekorator profesional dari Jakarta.

https://lifestyle.kompas.com/read/2025/07/17/194500620/6-fakta-pernikahan-anak-dedi-mulyadi-ada-mahar-hewan-ternak-hingga-emas

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com