Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Viral CEO Astronomer: Mengapa Kantor Sering Jadi Ajang Selingkuh

KOMPAS.com - Jagat maya tengah dihebohkan oleh kasus perselingkuhan CEO perusahaan teknologi Astronomer, Andy Byron, yang tertangkap basah bermesraan dengan rekan kerjanya, Kristin Cabot, yang menjabat sebagai Chief People Officer (CPO).

Momen kedekatan mereka terekam saat konser Coldplay di Stadion Gillette, Boston, Amerika Serikat, Rabu (16/7/2025), dan dengan cepat menyebar luas di media sosial.

Skandal ini bukan sekadar drama kantor biasa. Banyak yang bertanya-tanya, mengapa perselingkuhan di tempat kerja, apalagi antar petinggi perusahaan, masih kerap terjadi?

Menurut psikolog klinis Yustinus Joko Dwi Nugroho, M.Psi, yang berpraktik di RS Dr. Oen Solo Baru, perselingkuhan di lingkungan kerja sebenarnya bukan fenomena baru.

“Karena rasa suka itu dimulai karena sering bertemu, memang rentan tetapi belum tentu juga kalau sering ketemu kemudian suka,” kata Joko.

Ada berbagai faktor yang membuat relasi profesional bisa melenceng menjadi hubungan personal yang melanggar batas.

1. Beban kerja yang tinggi dan intensitas pertemuan

Di kota besar dan lingkungan kerja bertekanan tinggi, seperti di dunia teknologi dan korporat, karyawan cenderung bekerja hingga larut malam dan sering bertemu untuk urusan profesional. Tanpa disadari, frekuensi pertemuan bisa menciptakan kedekatan emosional.

“Sering ketemu itu menciptakan peluang. Apalagi kalau jam kerja panjang dan rutinitas intens,” jelas Joko.


2. Obrolan melampaui topik pekerjaan

Berbincang ringan di kantor memang normal. Namun, ketika percakapan mulai menyentuh hal-hal pribadi, terutama masalah rumah tangga atau hubungan romantis, kedekatan bisa berubah arah.

“Kalau interaksi sudah sangat personal, apalagi saat hubungan dengan pasangannya sedang bermasalah, potensi selingkuh jadi lebih besar,” tambah Joko.

3. Merasa nyaman

Perselingkuhan sering kali berawal dari rasa nyaman, bukan semata ketertarikan fisik. Banyak kasus menunjukkan bahwa orang berselingkuh karena menemukan emosional support yang tidak mereka dapatkan dari pasangan sah.

“Istrinya cantik atau suaminya tampan, tapi tetap selingkuh? Karena yang dicari bukan fisik tapi kenyamanan,” ujar Joko.

4. Suka tantangan

Beberapa orang menyukai tantangan, termasuk menantang dirinya sendiri untuk memiliki lebih dari satu pasangan alias berselingkuh.

Menurut Joko, orang-orang seperti itu merasa tidak puas hanya menjalin hubungan romantis dengan satu orang saja.

“Dia ingin menunjukkan sesuatu kepada orang lain, misalnya kalau untuk cowok, biar dianggap ‘cowok banget’ kalau pasangannya lebih dari satu," jelasnya.

5. Kelainan hiperseks

Dalam kasus tertentu, kelainan seksual seperti hypersex juga bisa menyebabkan terjadinya perselingkuhan di tempat kerja. Biasanya, kedekatan secara personal dan kontrol diri yang lemah bakal berujung ke arah hubungan seksual.

Joko menegaskan bahwa sering bertemu otomatis akan menyebabkan perselingkuhan.  Namun, jika ditambah dengan masalah pribadi, batasan profesional yang kabur, dan faktor psikologis lainnya, situasi bisa menjadi sangat rentan.

“Belum tentu juga rekan kerja yang sering ketemu, misalnya untuk meeting dan lain-lain, bakal selingkuh. Cuma, itu hal yang berpotensi membuat sebuah kerentanan," pungkasnya.

https://lifestyle.kompas.com/read/2025/07/20/102000520/viral-ceo-astronomer--mengapa-kantor-sering-jadi-ajang-selingkuh

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com