Mengusung tema “Gemilang Nusantara, Legacy Kita Bersama”, festival ini digelar untuk memperingati HUT RI ke-80 sekaligus ulang tahun Sarinah ke-63.
Festival ini menyuguhkan beragam instalasi seni, pameran kuliner, pertunjukan musik, hingga trunk show dari brand lokal.
Semua dikemas untuk memberi pengalaman multisensori kepada pengunjung, mulai dari melihat ragam kain tenun daerah, merasakan wangi kopi dan teh Nusantara, hingga menikmati sajian wayang kulit dengan lakon Pandhawa Kumpul.
Direktur Utama PT Sarinah, Raisha Syarfuan, menjelaskan bahwa Festiloka kali ini berbeda dari sebelumnya karena menjadi momen ganda, yakni ulang tahun Sarinah ke-63 sekaligus perayaan kemerdekaan RI ke-80.
“Ini agak ramai. Karena ini ulang tahun Sarinah sendiri ke-63 yang bertepatan juga ke-80 tahunnya HUT RI. Jadi kalau teman-teman ada yang mau datang, silakan ke Sarinah. Mulai dari sore sampai ke malam hari, kami ada banyak artis Indonesia,” ujar Raisha di acara Sarinah Festiloka, di sarinah, Jakarta, Sabtu (16/8/2025).
Raisha mengungkap, konsep utama festival ini adalah menghadirkan warisan budaya Indonesia dalam format yang bisa dinikmati berbagai generasi.
“Konsep utamanya kita kebudayaan kolosal dan legacy. Jadi kita ingin budaya Indonesia ini dinikmati, dan bisa menjadi sesuatu yang semua orang ingin mendalami,” katanya.
Pengunjung bisa menikmati enam instalasi utama, mulai dari Panorama Nusantara yang menampilkan keindahan alam dan keragaman budaya, Lantunan Nusantara berupa harmoni audio dari suara alam dan satwa, hingga Aroma Nusantara dengan wangi khas kopi dan teh dari berbagai daerah.
Ada pula Wayang Kulit dengan lakon Pandhawa Kumpul, serta instalasi kain tenun dari Lombok, NTT, Maluku, hingga Papua.
Selain instalasi, Sarinah juga menghadirkan trunk show dari sepuluh desainer lokal seperti Wilsen Willem, Tanda Mata, Riana Kesuma, hingga Ellylle.
Koleksi busana mereka mengusung semangat merah putih sebagai refleksi perayaan kemerdekaan.
Panggung hiburan dan pesta rakyat
Keseruan akan memuncak pada 17 Agustus 2025 dengan InJourney Pesta Rakyat. Acara ini menampilkan karnaval budaya dan tari kolosal, termasuk Tari Perang Papua, Tari klasik Mangkunegaran, Tari Kecak, serta Tarian Anak Nusantara.
Festival kuliner juga ikut meramaikan dengan sajian nasi campur dan jajanan dari puluhan UMKM. Malamnya, panggung hiburan diisi musisi seperti Endah Laras, RAN, Sang Mantan, hingga Element.
Raisha menambahkan, festival ini juga bagian dari upaya Sarinah memperkuat posisinya sebagai pusat pengalaman budaya.
“Jadi mungkin kalau teman-teman lihat ke dalam, ini kita sudah menjadi Sarinah Cultural Experience Center. Jadi sudah banyak area-area untuk mereka mengalami sendiri budaya-budaya Indonesia,” jelasnya.
Tokoh nasional, Titiek Soeharto yang turut hadir mengapresiasi penyelenggaraan Festiloka. Ia menilai acara ini bukan hanya hiburan, tetapi juga pendidikan budaya bagi generasi muda.
“Banyak anak kecil-kecil. Jadi ini suatu pembelajaran anak-anak dari muda, dari kecil, udah dibiasakan untuk mengapresiasi, mencintai budaya kita. Dan ini dalam rangka merayakan ulang tahun Sarinah yang ke-63 dan juga ulang tahun kemerdekaan yang ke-80 ini,” ujar Titiek.
Ia berharap kegiatan seperti ini bisa digelar rutin bahkan tiap bulan.
“Mungkin bisa setiap bulan sekali. Misalnya malam minggu pertama di setiap bulan ada wayangan di Sarinah. Jadi orang udah tahu jadwalnya bisa ke sini,” tambahnya.
Senada dengan itu, Gusti Bhre dari Mangkunegaran Solo, juga memberi masukan agar ruang budaya di Jakarta makin berkembang.
“Ke depannya harap-harap nanti kita juga bawa dalang cilik kita dari Solo juga, untuk bisa tampil di Jakarta. Dengan kegiatan budaya di Jakarta makin hidup. Sarinah juga makin maju, dan membawa budaya Indonesia ke tingkat yang lebih tinggi lagi ke depan,” ungkapnya.
https://lifestyle.kompas.com/read/2025/08/16/230911520/sarinah-meriahkan-hut-ri-ke-80-dengan-panggung-budaya-hadirkan-ragam-kain