Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

4 Posisi Tidur yang Menandakan Kamu Sedang Stres, Ada Tengkurap

KOMPAS.com - Stres tidak hanya memengaruhi aktivitas di siang hari, tapi juga bisa terbawa hingga ke malam. Bahkan, posisi tidur di kasur dapat mencerminkan kondisi emosional yang sedang dialami.

Menurut para ahli, posisi tidur tertentu bisa menjadi sinyal bawah sadar bahwa tubuh sedang berusaha melawan ketegangan mental.

  • 6 Tanda Stres Mengganggu Hubungan Kamu dan Pasangan, Jadi Sering Marah
  • Waspadai 5 Dampak Stres pada Ibu Hamil, Salah Satunya Risiko Kelahiran Prematur

“Postur yang kamu ambil secara tidak sadar di malam hari dapat mencerminkan bagaimana sistem sarafmu mengatasi stres,” kata Dr. Carlos Nunez, MD, Kepala Petugas Medis di ResMed, seperti dilansir Real Simple, Selasa (19/8/2025). 

Berikut beberapa posisi tidur yang sering dikaitkan dengan stres, simak penjelasannya.

Tidur miring dengan lutut ditekuk ke dada dan lengan ditekuk dikenal sebagai posisi janin. 

Menurut Nunez, posisi ini adalah salah satu yang paling umum ketika seseorang mengalami stres tinggi.

“Semakin kencang posisi meringkuknya, semakin besar kemungkinan tubuh mereka memberi sinyal keinginan akan perlindungan atau kenyamanan, terutama selama masa-masa stres,” jelasnya.

Posisi ini sering muncul sebagai bentuk mekanisme menenangkan diri, menyerupai rasa aman ketika berada di dalam rahim.

Sekilas, orang yang tidur tengkurap dengan tangan merentang atau memeluk bantal terlihat santai. 

Namun, menurut ahli, posisi ini justru bisa menandakan ketegangan yang tersembunyi.

“Ini adalah posisi rentan yang mungkin mencerminkan kebutuhan akan kendali atau adanya stres internal, meski tampak rileks di luar,” kata Nunez.

Jika kamu sering terbangun dengan tangan mengepal atau rahang terasa kaku, bisa jadi tubuh sedang menyimpan ketegangan saat tidur.

“Ketegangan fisik saat tidur dapat mengindikasikan stres, terutama jika disertai mimpi buruk,” ujar Nicole Moshfegh, PsyD, psikolog klinis dan pendiri We Rise Psychology.

Kebiasaan ini bahkan bisa memicu nyeri di tangan dan rahang ketika bangun pada pagi hari.

Ada juga orang yang tidak pernah menetap di satu posisi tidur, melainkan terus berganti sepanjang malam. 

Moshfegh menilai, kondisi ini bisa menjadi tanda tidur yang terfragmentasi akibat stres atau kecemasan.

“Biasanya, ketika orang stres, tidur mereka lebih terganggu sehingga tubuh terus bergerak mencari kenyamanan,” jelasnya.

  • Hati-hati, 7 Kebiasaan Pagi Ini Bisa Bikin Makin Stres
  • 6 Zodiak Paling Mudah Stres, Kamu Salah Satunya?

Bagaimana mengurangi stres saat tidur?

Cobalah tidur miring dengan bantal di antara lutut

Meski posisi tidur bisa menjadi sinyal, para ahli menekankan pentingnya mengatasi akar penyebab stres. 

Namun, beberapa perubahan sederhana bisa membantu tidur lebih tenang. Tak hanya mengelola stres dengan lebih baik, perubahan posisi tidur juga bisa meredam stres.

Menurut Moshfegh, tidur miring dengan bantal di antara lutut dapat mengurangi ketegangan otot. 

Sementara itu, tidur telentang dengan bantal di bawah lutut bisa membantu tubuh lebih rileks.

Lebih lanjut, Nunez menambahkan, melapisi badan dengan selimut saat tidur bisa membantu menenangkan saraf tubuh.

“Tidur di bawah selimut berbobot dapat memberikan rasa aman dan membantu menenangkan sistem saraf,” ucap dia.

Selain mengubah posisi tidur, strategi manajemen stres, seperti meditasi, yoga, atau pernapasan dalam pada siang hari juga penting untuk memperbaiki kualitas tidur di malam hari.

https://lifestyle.kompas.com/read/2025/08/19/120500420/4-posisi-tidur-yang-menandakan-kamu-sedang-stres-ada-tengkurap

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com