Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Penyebab Jerawat Makin Parah yang Sering Diabaikan Menurut Dokter

JAKARTA, KOMPAS.com - Penyebab jerawat makin parah bukan hanya karena faktor hormonal, tapi juga akibat pola makan dan kebiasaan sehari-hari.

Dr. Vidyani Adiningtyas, Sp.DVE, dermatolog Dermsquad CeraVe Indonesia menyebutkan beberapa makanan dan kebiasaan yang dapat menjadi pemicu jerawat semakin meradang. 

  • Skin Barrier Rusak Bikin Jerawat Makin Parah, Simak Penjelasan Dokter
  • Apakah Bopeng Bekas Jerawat Bisa Hilang? Ini Kata Dokter

“Pantangannya bisa macam-macam dari trigger-nya (pemicu) ya. Pertama harus tahu dulu pencetusnya apa, karena tiap orang pencetusnya beda-beda,” ujar Vidyani, dalam acara CeraVe Acne Academy di Jakarta, Selasa (30/9/2025).

Untuk itu, penting mengenali hal-hal apa saja yang dapat memperparah jerawat agar bisa lebih bijak dalam menjaga kesehatan kulit.

Lebih lanjut, salah satu faktor yang paling sering tidak disadari adalah makanan.

“Kalau pencetus dari adult acne (jerawat pada orang dewasa) itu biasanya dari lifestyle (kebiasaan) Misalnya dari makanan-makanan yang dikonsumsi, terlalu banyak minum susu sapi, atau produk susu dan turunannya," jelas Vidyani.

"Kemudian manis-manis, goreng-gorengan, nah itu juga bisa mencetuskan acne, karena dia akan meningkatkan sebum yang terlalu banyak, dan juga meningkatkan peradangan,” lanjutnya.

Artinya, beberapa camilan, di antaranya donat, boba, dan gorengan, bisa jadi penyebab jerawat membandel. Apalagi jika dikonsumsi berlebihan dan dibarengi pola makan tinggi gula atau tepung.

Selain makanan, kebersihan sehari-hari juga punya peran besar dalam memperparah jerawat. Vidyani menekankan pentingnya perhatian pada hal-hal kecil yang sering terlewat.

“Tidur juga harus cukup, kebersihan juga harus dijaga, jangan nanti malah enggak cuci muka, atau enggak ganti sarung bantal, ataupun tidak mengganti handuk,” tuturnya.

Ia juga menambahkan bahwa perlengkapan makeup kerap jadi sumber masalah.

“Teman-teman yang suka makeup-an kadang-kadang suka lupa nih, kalau brush makeup-nya itu enggak diganti. Jadi itu juga harus dicuci, harus dibersihkan secara berkala,” tambah Vidyani.

Adapun kebiasaan lain yang kerap membuat kondisi jerawat semakin parah adalah memencet jerawat.

“Biasanya suka gatal nih, aduh mukanya pengen dipencetin. Itu malah bikin radangnya bertambah, terus udah gitu bekas jerawatnya makin hitam, dan akhirnya jerawatnya jadi nggak kelar-kelar,” katanya.

Menjaga kebersihan wajah dengan cara yang tepat juga sangat penting. Menurut Vidyani, saat wajah berjerawat sebaiknya menggunakan skincare yang sesuai dan terbukti klinis.

Bahkan ketika menggunakan makeup, pembersihan harus dilakukan secara benar.

“Kalau bisa secepatnya setelah acara juga segera dibersihkan dengan double cleansing (pembersihan dua kali), karena kan nanti dia bisa nutupin pori-pori juga ya. Belum lagi kalau misalnya terlalu tebal gitu,” jelasnya.

Ia menekankan, pemilihan makeup juga sebaiknya yang non-comedogenic dan tidak membuat pori-pori tersumbat.

"Sebaiknya pilih juga kalau misalnya emang terpaksa harus pake makeup, yang non-comedogenic, dan ada sifat yang kayak balancing (keseimbangan) dari sebumnya, atau oil control (kontrol minyak) gitu," tuturnya.

Jerawat tidak hanya dipengaruhi faktor luar, tapi juga dari dalam tubuh. Oleh karena itu, menjaga pola hidup sehat menjadi bagian penting dalam mencegah jerawat muncul kembali.

Selain memilih produk perawatan kulit yang tepat, Vidyani menekankan pentingnya pola makan seimbang dan gaya hidup sehat.

Konsumsi sayur dan buah, tidur yang cukup, serta manajemen stres bisa membantu menjaga kulit tetap bersih.

“Jangan terlalu FOMO (fear of missing out), ada jajanan apa, diicip. Itu bisa juga memicu ke jerawat. Kemudian tetap terapkan untuk gaya hidup yang sehat. Dari makanannya, pola tidurnya, kemudian untuk kelola stresnya, dan lain sebagainya,” paparnya.

https://lifestyle.kompas.com/read/2025/10/03/113500620/penyebab-jerawat-makin-parah-yang-sering-diabaikan-menurut-dokter

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com