Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kerja di Bawah Tekanan Sosial Bisa Bikin Stres, Apa yang Harus Dilakukan?

JAKARTA, KOMPAS.com - Tekanan sosial dalam pekerjaan bisa memengaruhi kesehatan mental seseorang, misalnya tekanan untuk selalu tampil sempurna, tekanan ikut nongkrong agar kompak, dan budaya kerja yang kompetitif.

Menurut psikolog klinis Karina Negara, M.Psi, jika tidak ingin tekanan sosial dalam pekerjaan memengaruhi kesehatan mental, semua tergantung pada setiap individu.

  • Tips Menjaga Kesehatan Mental di Tempat Kerja agar Tetap Produktif
  • 6 Zodiak Paling Keras Kepala Saat Kerja Kelompok

“Power-nya (kekuatannya) ada di diri kita. Kita selalu berharap, berdoa, dan kalau bisa diusahakan agar ‘sistem’ di luar kita juga kondusif dan suportif,” ujar Karina dalam talkshow bertajuk “Beauty That Moves” yang diselenggarakan oleh L'Oreal Indonesia di Jakarta, Senin (13/10/2025).

Tidak semua hal yang berada di luar diri seseorang bisa dikendalikan. Keinginan untuk selalu mengendalikan apa yang terjadi di sekeliling manusia justru bisa membuat stres.

Merasa stres memang wajar, kecuali ketika stres sudah menghancurkan kesehatan mental sampai membuat seseorang tidak berfungsi dengan baik dalam kesehariannya.

Apa yang bisa dilakukan adalah menerima bahwa tidak semua hal bisa dikendalikan, kecuali diri sendiri. Kamu bisa "mengendalikan" diri agar menjadi individu yang berdaya saat menghadapi tekanan sosial dalam pekerjaan.

“Ayo menjadi berdaya, coba dilihat, apakah perlu self-care ekstra? Perlu manajemen waktu yang lebih baik? Perlu emotional self-care lebih baik?” ujar Karina.

Saat ini, sudah ada beberapa perusahaan yang menghadirkan layanan kesehatan di kantor untuk para karyawan.

Karina menyarankan agar bertanya ke HR apakah kantor memiliki layanan kesehatan mental atau tidak.

“Jangan-jangan ada, tapi enggak diakses. Mungkin ada misscommunication (miskomunikasi), tapi lebih baik bertanya daripada, ‘Ah, ini kantor enggak membantu apa-apa, menuntut pekerjaan dan segala macam’. Bicarakan tentang itu daripada ditelan saja terus jadi ambruk,” jelas Karina.

Ketika sedang merasa stres karena tekanan tersebut, tetapi belum sempat berkunjung ke psikolog, ada beberapa self-care simpel yang bisa dilakukan.

Pertama adalah menarik napas dalam-dalam lewat hidung, tahan selama beberapa detik, lalu embuskan perlahan lewat mulut. Ulangi sampai kamu merasa tenang.

Kemudian luangkan waktu lima sampai sepuluh menit untuk jalan kaki keliling kantor atau rumah agar kamu bisa mendapatkan udara segar.

Bisa pula melakukan me time kecil-kecilan dengan duduk di tempat yang tenang sambil minum teh hangat atau kopi.

https://lifestyle.kompas.com/read/2025/10/15/113500520/kerja-di-bawah-tekanan-sosial-bisa-bikin-stres-apa-yang-harus-dilakukan-

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com