Penelitian dari Survei Harris Poll 2022 menunjukkan bahwa 42 persen ibu bekerja telah menerima diagnosis kecemasan atau depresi.
Dikutip dari CVS Health, angka ini disebut lebih tinggi jika dibandingkan dengan ayah yang bekerja.
Studi menyebut ibu yang bekerja rentan alami depresi dan burnout.
Dilansir dari Forbes, tekanan ganda dari pekerjaan dan tanggung jawab keluarga membuat para ibu rentan alami kecemasan atau depresi.
"Kelelahan biasanya digambarkan sebagai masalah individu seseorang, tetapi sebenarnya hal ini berakar pada norma-norma sosial yang lebih besar yang mendorong kerja berlebihan dan memuji upaya ekstra," kata Psikolog Klinis Jennifer Mullan, PhD, dikutip dari laman Forbes, Kamis (27/11/2025).
Hampir setengah dari para ibu bekerja yang disurvey mengaku telah didiagnosis mengalami kecemasan atau depresi.
Kondisi itu sering diperparah oleh beban mental load rumah tangga, pekerjaan-pekerjaan tak terlihat seperti mengatur jadwal anak, mengurus rumah, memastikan kebutuhan keluarga, sambil tetap memenuhi target dan tuntutan pekerjaan profesional.
Konflik antara tuntutan pekerjaan dan tanggung jawab keluarga (work-family conflict) menjadi pemicu utama timbulnya stres, kelelahan emosional, dan burnout, bukan cuma kelelahan fisik.
Beban mental ibu pekerja sering tak terlihat
Lebih lanjut, Psikolog Jennifer Mullan menjelaskan burnout sering dipicu oleh stres yang berkelanjutan dari sumber eksternal, seperti pekerjaan atau tanggung jawab pengasuhan.
Gejalanya meliputi kelelahan emosional, sulit berkonsentrasi, meningkatnya rasa bersalah sebagai ibu, hingga keluhan fisik seperti sakit kepala.
Sementara depresi adalah kondisi medis serius yang berdampak pada cara seseorang berpikir dan merasakan.
"Depresi bisa terjadi bahkan ketika semuanya terasa 'baik-baik saja', dan tidak ada stres atau masalah hidup yang nyata," kata Psikolog Jennifer Mullan.
Depresi dapat memunculkan perasaan putus asa, rendah diri, hilang nafsu makan, menangis berlebihan, hingga pikiran menyakiti diri sendiri.
Psikolog Jennifer Mullan menegaskan bahwa burnout sering kali hanya membuat perempuan berpikir negatif tentang satu area hidupnya, misalnya peran sebagai orangtua.
Sedangkan depresi membuat pikiran negatif itu meluas ke berbagai aspek kehidupan.
Faktor penyebab ibu pekerja alami burnout dan depresi
Ada sejumlah faktor yang membuat ibu bekerja memiliki risiko lebih tinggi mengalami burnout maupun depresi, di antaranya:
Sementara itu, depresi juga dipengaruhi faktor biologis, seperti perubahan hormon setelah melahirkan, diabetes gestasional, kurang vitamin D, atau pengalaman persalinan traumatis.
Apa yang bisa dilakukan ibu pekerja untuk mencegah burnout dan depresi?
Psikolog Jennifer Mullan menyarankan beberapa langkah untuk mengurangi risiko burnout dan depresi, seperti:
Jika gejala depresi makin intens atau mengganggu aktivitas sehari-hari, para ahli menekankan pentingnya berkonsultasi dengan profesional kesehatan mental untuk memperoleh diagnosis dan perawatan yang tepat.
https://lifestyle.kompas.com/read/2025/11/27/190500020/ibu-pekerja-rentan-alami-depresi-dan-burnout-studi-ungkap-alasannya