KOMPAS.com - Anak kecil, khususnya usia toddler, kerap mengalami luka kecil akibat jatuh, terbentur, atau tergores saat beraktivitas.
Meski terlihat sepele, penanganan luka pada anak tetap perlu dilakukan dengan cara yang benar, agar tidak menimbulkan infeksi atau menambah ketidaknyamanan pada anak.
Dokter spesialis anak, dr. Miza Afrizal, SpA, mengatakan bahwa pada usia dini, anak memang sedang aktif mengeksplorasi lingkungan sekitarnya.
4 Langkah menangani luka pada anak
Aktivitas ini sering kali membuat anak lebih rentan mengalami benturan atau luka ringan. Maka dari itu, orangtua perlu memahami cara penanganan luka yang tepat dan aman.
“Kalau misalnya anak itu luka, gampangnya kita sebut dengan 4C,” ujar dr. Miza saat ditemui dalam acara Serunya Parenting #PakeYangBening di Mall Kota Kasablanka, Jakarta Selatan, Jumat (5/12/2025).
Empat langkah ini meliputi chill, clean and disinfect, cover, dan comfort. Menurut dr. Miza, panduan ini dapat membantu orangtua menangani luka kecil dengan lebih terstruktur dan tidak terburu-buru.
1. Chill atau tetap tenang
Langkah pertama yang perlu dilakukan orangtua saat anak terluka adalah tetap tenang. Dokter Miza menekankan bahwa tidak semua luka membuat anak merasakan sakit yang berat.
Orangtua disarankan untuk tidak langsung bereaksi berlebihan dan memberi waktu untuk melihat kondisi anak terlebih dahulu.
Menurutnya, ketika anak jatuh atau terbentur, orangtua bisa berhenti sejenak dan mengamati apakah anak benar-benar kesakitan atau hanya kaget. Dengan bersikap tenang, orangtua dapat menilai kondisi luka dengan lebih objektif sebelum melakukan tindakan selanjutnya.
“Yang pertama itu chill. Anak kadang jatuh sebenarnya tidak terlalu sakit, tapi kita perlu lihat dulu responsnya. Kalau memang sakit, pasti dia akan menangis,” kata dr. Miza.
Ia menjelaskan, dengan tidak terburu-buru, orangtua dapat fokus pada langkah penanganan berikutnya dan memastikan luka ditangani secara tepat.
2. Clean and disinfect
Setelah kondisi anak relatif stabil, langkah berikutnya adalah membersihkan luka. Orangtua dapat membersihkan area luka menggunakan air mengalir.
Tujuannya adalah menghilangkan kotoran, debu, atau benda asing yang menempel pada luka.
“Setelah itu, kita berikan desinfektan atau untuk membunuh kuman dan bakteri,” ujar dr. Miza.
Langkah clean and disinfect penting dilakukan terutama pada luka terbuka atau goresan, karena kuman dapat masuk melalui kulit yang terluka dan menyebabkan infeksi. Penggunaan antiseptik yang tepat dapat membantu mencegah risiko tersebut.
3. Cover atau menutup luka
Usai luka dibersihkan dan diberi antiseptik, dr. Miza menyarankan agar luka ditutup menggunakan perban, plester, atau penutup luka yang bersih. Penutupan luka dilakukan untuk melindungi area yang terluka agar tidak terkena kotoran atau bakteri dari luar.
“Kita tutup dengan perban atau apa pun yang bersih supaya tidak ada infeksi,” kata dr. Miza.
Dengan menutup luka, proses penyembuhan dapat berjalan lebih optimal, terutama jika anak tetap aktif bergerak setelah mengalami luka.
4. Comfort untuk membuat anak merasa nyaman
Selain penanganan fisik, aspek kenyamanan anak juga tidak kalah penting. Orangtua perlu memastikan anak merasa aman dan nyaman dengan kondisi lukanya.
“Comfort adalah kita harus membuat anaknya merasa nyaman dengan keadaan lukanya,” tutup dr. Miza.
Orangtua bisa menenangkan anak dengan nada suara yang lembut atau mengalihkan perhatian anak agar ia tidak fokus pada rasa tidak nyaman yang dirasakan.
https://lifestyle.kompas.com/read/2025/12/06/185000120/4-langkah-awal-untuk-menangani-luka-pada-anak-menurut-dokter