Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Suami-Istri Dalangi Situs Porno Jual Artis

Kompas.com, 20 Februari 2009, 04:41 WIB

JAKARTA, KAMIS — Tarif artis-artis papan atas yang dijajakan di situs porno hartonosejakdulu.com terbentang antara Rp 20 juta hingga Rp 60 juta.

Seorang pria pengagum Marshanda mengaku telah mentransfer uang Rp 40 juta ke pengelola situs plus bonus Rp 6 juta.
 
Kepala Satuan Kejahatan dengan Kekerasan (Jatanras) Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya AKBP Nico Afinta, Kamis (19/2), mengatakan ada 36 artis Indonesia yang foto dan namanya dipampang di situs web porno www.hartonosejakdulu.com dan www.jakartaescortladies.com.

Pada kata pengantarnya, pengelola situs web menjelaskan bahwa artis-artis tersebut bisa diajak kencan dengan tarif Rp 20 juta hingga Rp 60 juta.

Menurut Nico, polisi mengusut pengelola situs-situs web tersebut setelah mendapat laporan Juned (bukan nama sebenarnya). Pada 29 Januari lalu, Juned membuka situs tersebut dan tertarik pada tawaran berkencan dengan artis muda Marshanda.

Juned mengontak Hartono yang nomor teleponnya tertera di situs web. Dia minta dipertemukan dengan Marshanda. Setelah negosiasi, Juned bersedia membayar Rp 40 juta dan pembayarannya dengan cara transfer ke rekening Hartono.

Setelah menerima kiriman uang dari Juned, Hartono menjanjikan akan mengantarkan artis bernama panggilan Caca itu ke tempat Juned menunggu yakni di sebuah hotel di Jakarta. Juned merasa sangat senang sehingga atas kemauannya sendiri mentransfer ”bonus” ke Hartono sebesar Rp 6 juta.

”Setelah Juned menunggu beberapa jam di hotel, orang yang dimaksud tak datang juga,” kata Nico. Alih-alih berjumpa artis idolanya, Juned bahkan kehilangan jejak Hartono. Juned kemudian mahfum bahwa ia menjadi korban penipuan. Juned lalu melapor ke polisi.

Penyelidikan atas situs hartonosejakdulu.com dan jakartaescortladies.com menunjukkan bahwa pengelola situs-situs web ini adalah Romadoni alias Hartono (35) dan istrinya, Fitriani (34), warga Jalan Utanpanjang, RT 01/06 Kemayoran, Jakarta Pusat. Pada Rabu lalu, polisi menangkap suami-istri tersebut.

Hingga kemarin, polisi masih memburu tiga pekerja di bidang teknologi informasi yang membuat dan mengoperasikan situs web hartonosejakdulu.com dan jakartaescortladies.com. Mereka bekerja atas perintah pasangan Romadoni- Fitriani.

Nico mengatakan, situs-situs tersebut dibuat untuk sarana melakukan penipuan dengan mencatut nama dan foto sejumlah artis Indonesia. Pengelola situs web mengincar para pria berkantong tebal yang memiliki hasrat mengencani artis-artis tersebut.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau
Kamu sedang mengakses Arsip Premium
Akses penuh arsip ini tersedia di aplikasi KOMPAS.com atau dengan Membership KOMPAS.com Plus.
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Unduh KOMPAS.com App untuk berita terkini, akurat, dan terpercaya setiap saat