Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Waspada Kista Payudara

Kompas.com - 19/03/2009, 10:53 WIB

Apakah Anda pernah merasakan gejala-gejala seperti: payudara nyeri dan kadang terasa sakit sekali, saat diraba seperti ada benjolan lunak, dan nyeri menghebat sebelum atau sewaktu haid karena tarikan kelenjar payudara yang membesar atau hypertropis. Bila ya, hati-hati, mungkin Anda sedang terkena kista payudara.

Bukan kanker
Menurut Melvin J. Siverstein, MD, Direktur Lee Breast Center dari Norris Comprehensive Cancer Center, Los Angeles, Amerika Serikat, kista payudara tak berbeda dengan kista yang tumbuh di rahim. Umumnya berbentuk kantung bulat dan terasa kenyal seperti balon berisi cairan. Sesuai namanya, kista yang dalam istilah medis disebut fibrocystic disease of the breast ini muncul di dalam payudara.

Yang berisiko mengalami penyakit ini kebanyakan perempuan usia di atas 30 tahun. Meski demikian, tidak menutup kemungkinan perempuan usia di bawah 30 tahun juga bisa mengalaminya.

Benjolan yang sifatnya jinak ini biasanya tidak akan tumbuh menjadi kanker. Meski begitu, tetap perlu diwaspadai. Pertama, kista ini tidak hanya muncul satu buah pada salah satu payudara, kadang juga bisa muncul hingga 17 benjolan dan terdapat di kedua belah payudara.

Kedua, kista payudara dapat terjadi berulang kali. Pengobatan memang tidak menjamin 100% dapat mengusir kista. Jadi, orang yang sudah pernah mengalami, tetap berisiko tinggi untuk menderita kista payudara kembali. Asalkan sifat kista tidak berubah menjadi ganas dan tidak terasa mengganggu, tidak akan menjadi masalah.

Tidak terasa
Wujud kista bervariasi, mulai yang sangat kecil hingga yang berdiamter 5 cm. Untuk kista yang terlalu kecil (mikrokista), sering tidak dapat dirasakan dengan tangan ketika melakukan pemeriksaan payudara sendiri (Sadari). Cara untuk mengetahui keberadaan kista yang kecil ini dengan menjalani pemeriksaan medis seperti mamografi atau USG.

Namun, jika Anda memiliki keraguan apakah benjolan yang dirasakan itu kista atau malah tumor, pemeriksaan mamografi saja tidak cukup. Pasalnya, mamografi tidak dapat membedakan antara tumor yang merupakan benjolan padat dengan kista yang merupakan benjolan berisi cairan. Untuk itu, Anda perlu menemui ahli radiologi untuk biopsi (pengambilan sedikit jaringan untuk menentukan sifat benjolan dan penanganan yang tepat).

Sementara kista yang besar (makrokista) biasanya dapat dirasakan dengan tangan. Kista ini dapat tumbuh hingga diameter 5 cm. Jika ukurannya sudah besar, kista dapat menekan jaringan payudara hingga menyebabkan nyeri, rasa tidak nyaman, atau peradangan pada jaringan di sekitarnya.

Setiap perempuan memiliki toleransi rasa nyeri yang berbeda-beda. Ada yang langsung mengeluhkan nyeri di dada, namun tak sedikit yang tidak bisa merasakan gangguan tersebut. Rasa nyeri sendiri biasanya dirasakan karena kista berukuran besar atau jumlahnya lebih dari satu.

Ulah si hormon
Kista muncul karena hubungannya dengan respons jaringan payudara terhadap perubahan kadar estrogen yang terjadi setiap bulan selama masa reproduktif. Seperti kita ketahui setiap bulan selama siklus menstruasi, jaringan payudara membengkak.

Rangsangan hormon terhadap jaringan payudara ini menyebabkan payudara menahan air serta kelenjar susu dan salurannya melebar. Cairan inilah yang kemudian bisa berkumpul dan membentuk kista.

Pada saat menstruasi, payudara sendiri memang terasa membengkak, nyeri, dan memiliki benjolan. Setelah menstruasi, biasanya pembengkakan payudara berkurang, tidak lagi terlalu nyeri dan ada benjolan.

Nah, karena penyebabnya adalah hormon, kista dapat mengecil, bahkan hilang dengan sendirinya ketika seorang perempuan memasuki masa menopause. Namun, tak jarang pula kista malah bertambah besar meski sudah menopause.

Tak perlu operasi
Karena kehadiran kista payudara adalah ulah si hormon, umumnya tidak ada penanganan khusus, kecuali ukurannya besar dan menyebabkan rasa nyeri atau tidak nyaman. Pengobatan yang diberikan untuk mengurangi rasa nyeri adalah mengisap cairan kista dengan jarum. Tindakan ini biasanya dibantu hasil USG untuk menentukan letak kista.

Dalam menangani kista payudara, tindakan operasi memang jarang dilakukan. Namun jika cairan dalam kista mengandung darah, berwarna coklat atau keruh, atau kembali terkumpul dalam waktu 12 minggu setelah cairan diambil, seluruh kista harus dibuang melalui jalan pembedahan. Hal ini dilakukan untuk mencegah kemungkinan terjadi keganasan pada dinding kista.

Itu sebabnya, penting untuk melakukan pemeriksaan lebih teliti lewat biopsi sebelum penyedotan cairan dilakukan. Dengan begitu, bisa diketahui apakah masih jinak atau sudah ganas. Jika ternyata sudah ganas, pengangkatan lewat pembedahan tadi sangat disarankan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com