Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Minuman Isotonik

Kompas.com, 5 Agustus 2009, 18:40 WIB

KOMPAS.com - Air adalah komponen penting di dalam kehidupan. Sekitar 50-65% tubuh orang dewasa terdiri atas air. Tak hanya itu. Tujuhpuluh lima persen otak kita juga terdiri atas air. Itu sebabnya, kekurangan cairan bisa berakibat menurunnya performa latihan. Sebagai gambaran, kalau cairan tubuh berkurang sebanyak 5%, performa kita akan turun sebesar 20-30%. Jika berkurang sebanyak 10%, akan mengakibatkan kelelahan akut. Yang paling fatal kalau tubuh sampai kehilangan cairan sebanyak 20%, sebab dapat berujung pada kematian.

Biasanya, dehidrasi terjadi saat kita sedang melakukan aktivitas fisik. Pada aktivitas fisik biasa, tubuh kehilangan air sebanyak 2,5 liter per hari. Sekitar 60%-nya dikeluarkan melalui keringat. Pada aktivitas fisik yang lebih berat seperti olahraga, kehilangan air bisa mencapai 1-2 liter per jam. Sebagian besar disebabkan oleh keringat yang membanjir keluar. Berkeringat merupakan salah satu upaya tubuh untuk mempertahankan suhu tubuh tetap normal.

Olahraga, terutama dengan intensitas sedang hingga berat, memang dapat berisiko dehidrasi. Namun, fakta ini tidak bisa kita jadikan alasan untuk mengurangi target latihan. Antisipasi saja degnan pilihan minuman olahraga yang tepat. Jangan lupa sesuaikan juga dengan jenis olahraga yang selama ini kita tekuni.  Selama ini orang hanya mengenal minuman isotonik sebagai pengganti cairan, namun sebenarnya ada dua jenis minuman lain yang memiliki fungsi sama, yaitu hipotonik dan hipertonik. Bedanya adalah pada sasaran penggunanya. Sebagai awalnya, mari kita cari tahu mengenai minuman isotonik itu sendiri.

Isotonik, yang mulai digemari banyak orang, biasanya dikonsumsi oleh mereka yang memiliki banyak aktivitas. Kita mengenalnya sebagai minuman pemulih atau penjaga stamina. Sedangkan atlet atau dokter menyebutnya dengan istilah isotonik. Mengandung elektrolit dan karbohidrat sebesar 6-8%, osmolalitasnya sama dengan darah. Itu sebabnya, minuman isotonik cenderung lebih cepat diserap oleh tubuh dibanding jenis lainnya.

Sesuai untuk: Penyuka olahraga aerobik, bulutangkis, indoor tennis, kelas bersepeda dalam ruangan (disebut juga dengan istilah RPM), body pump, body combat, atau pecinta joging. Terutama bila waktu latihan lebih dari 60 menit. Olahraga di tengah udara panas ditengarai juga bisa menyebabkan dehidrasi sedang hingga berat.

Saran pemakaian: Konsumsi minuman ini 10-15 menit sebelum latihan, sebanyak 230 ml. Ulangi setiap 20-30 menit sekali. Atau, minum secukupnya, setiap kali merasa haus. Boleh diminum lagi, jika setelah latihan rasa haus masih belum hilang. Jangan lupa untuk memperhatikan aturan minum yang tertera pada kemasan. Kelebihan dalam jumlah sedikit, bisa dibuang oleh tubuh melalui keringat atau air seni. Namun kalau kelebihan dalam jumlah banyak, dapat menimbulkan kerusakan gigi dan gangguan jantung.

Perlu diperhatikan: Penderita gagal ginjal, diabetes, sakit jantung, dan penderita gangguan lambung sebaiknya berkonsultasi dengan dokter sebelum mengonsumsi minuman ini. Hal ini disebabkan setiap penderita penyakit memiliki respons yang berbeda terhadap apa yang dikonsumsinya.

Resep minuman isotonik: 200 ml sari jeruk atau lemon, dicampur dengan 1 liter air. Tambahkan 1 gram (sejumput) garam. Kocok, dan dinginkan.

(Lily Turangan/Prevention)

 

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau