Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Stres Memperberat Alergi?

Kompas.com - 21/08/2009, 11:26 WIB

Alergi biasanya terjadi karena adanya interaksi antara faktor genetik dan lingkungan. Pencetus alergi di sekitar kita antara lain tungau debu rumah, binatang piaraan, serbuk bunga, kecoa, karpet, hingga asap rokok.

Pada orang yang menderita alergi, sistem kekebalan tubuhnya bereaksi berlebihan terhadap benda asing tertentu atau alergen (zat yang menimbulkan alergi) sebagai benda asing yang berbahaya. Oleh karena itu, penderita alergi disarankan untuk menghindari hal-hal yang bisa menimbulkan alergi.

Para ahli berpendapat gaya hidup modern saat ini tidak menyokong alergi. Yang terjadi sebaliknya, justru meningkatkan kekerapan alergi. Misalnya saja gaya hidup yang selalu stres. Pasalnya, seringkali stres memperburuk reaksi alergi.

Selama bertahun-tahun, para ahli mencoba melihat kaitan antara pengaruh psikologi, seperti stres dan kecemasan, terhadap reaksi alergi. Para ahli menduga hal itu terkait dengan sistem imun. Stres diketahui menyebabkan sistem imun bereaksi dengan cara mengeluarkan senyawa untuk merespon benda asing yang menyebabkan alergi.

Studi mengenai kaitan antara stres dan alergi yang paling anyar dilakukan ilmuwan dari Ohio State University tahun ini. Selama dua hari yang berbeda para ahli meminta para penderita alergi musiman (hay fever) melakukan tes kulit untuk mengukur respon mereka terhadap alergen, termasuk ukuran bentolan di kulit yang biasanya muncul pada penderita alergi.

Di hari pertama para responden diminta berbicara di depan para ilmuwan kemudian diminta memecahkan soal matematika. Pada hari berikutnya, mereka diminta mengerjakan tugas yang terlalu menimbulkan stres, seperti membaca majalah. "Diameter bentol membesar saat mereka berada dalam kondisi stres, bila dibandingkan dengan saat mereka mengerjakan hal yang lebih ringan," kata peneliti.

Karena itu, selain menghindari pencetus alergi, penderita alergi disarankan untuk memiliki pola hidup yang seimbang agar terhindar dari stres.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com