Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Gentle Birth", Menghadapi Persalinan dengan Tenang

Kompas.com - 09/08/2010, 08:47 WIB

”Aku setel lagu-lagu reggaenya Bob Marley. Aku menyanyi sambil teriak-teriak wooo…yeaaah,” kata Oppie. Bayi yang dilahirkan Oppie berenang-renang sebentar di dalam bak mandi sebelum akhirnya diangkat dan langsung diberikan ke Oppie untuk diberi air susu ibu (ASI).

Kata Oppie, begitu lahir, plasenta Kai tidak langsung dipotong. Selama kurang lebih sembilan jam, plasenta itu tetap menempel di tali pusar Kai sebelum akhirnya dibakar. Karena plasentanya masih terus menempel, Oppie menggendong-gendong anaknya sambil menyeret-nyeret baskom berisi plasenta.

Oppie mengenal Robin dari seorang teman ketika sedang berlibur ke Bali pada waktu usia kandungannya masih tujuh minggu. Awalnya, ia hanya ingin berkonsultasi dengan Robin tentang gangguan mual yang masih terus menderanya ketika itu.

”Aku lalu ditawari melahirkan di dalam air dan diajarkan filosofi gentle birth. Aku dan suami langsung tertarik,” ujar Oppie yang sekarang menjadi pendukung penuh kegiatan di Yayasan Bumi Sehat.

Lebih rileks
Lalu apa yang membuat para perempuan tadi tertarik untuk melahirkan di air? ”Bohong kalau orang mengatakan melahirkan di air tidak sakit. Rasa sakit tetap ada, tetapi badan rasanya lebih rileks,” kata Oppie.

Karena rileks, Oppie tidak merasakan kelelahan luar biasa setelah melahirkan. Begitu anaknya lahir, beberapa jam kemudian ia sudah bisa langsung berjalan-jalan di dalam kamar.

Hariyasa menjelaskan, secara ilmiah kelahiran di dalam air mengurangi tingkat nyeri dibandingkan di tempat tidur pada umumnya. ”Air hangat membuat nyaman dan rileks. Seperti kalau kita lelah bekerja lalu mandi berendam di dalam bathtub,” kata Hariyasa.

Perasaan nyaman itu mengubah proses kimiawi dalam tubuh, yaitu terjadi penurunan pelepasan hormon adrenalin dan sebaliknya pelepasan hormon endorfin semakin meningkat. Hormon endorfin itu melebarkan pembuluh darah dan membuat otot-otot tidak kaku. Hormon ini juga berefek bagus pada ”hubungan” si ibu dengan jabang bayi melalui tali pusat. Dengan kata lain, si bayi juga akan merasa lebih nyaman dalam proses persalinan.

Merawat kehamilan
Adalah proses yang tidak kalah penting dari persalinan. Selama hamil, Oppie mengaku menjauhkan diri dari obat-obatan kimia bila tidak sangat diperlukan. Untuk urusan sakit ringan, Oppie memilih pengobatan homeopati, yaitu pengobatan dengan bahan-bahan alamiah.

”Aku menjaga kondisi tubuh dengan banyak makan sayuran dan buah-buahan,” kata Oppie. Meski terdengar klise, bagi Oppie makan sayur dan buah-buahan adalah rutinitas yang cukup menantang selama hamil. ”Kalau hari biasa, boro-boro makan sayur. Ngelihat aja tidak tertarik,” tutur perempuan yang baru mendapatkan anak setelah sembilan tahun lebih menikah dengan Kurt Kaler.

Sementara itu, Dee rajin berlatih self healing untuk membersihkan trauma dan emosi negatif yang bisa memengaruhi proses persalinan. Ia juga rutin berlatih meditasi dan menjaga asupan gizi secara alami. Apa pun gaya melahirkannya, mau di air atau di tempat tidur, ketenangan diri sangat dibutuhkan untuk persalinan.

(Lusiana Indriasari/Benny D Koestanto)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com