Pos!” Kudengar
”Pelangi Andrawina. Tanda tangan di sini ya!” Pak pos tersenyum sambil mengulurkan selembar surat dan tanda terima.
”Terima kasih, Pak!” Aku berlari masuk kamar ingin segera membacanya.
SURAT
Tanganku sudah tak sabar ingin membuka surat itu. Namun aku tertegun mengamati amplop berwarna merah muda. Biasanya Tarita mengirim surat dengan amplop bergambar bunga-bunga atau kartun.
Tetapi kali ini amat istimewa. Bukan gambar bunga, tetapi bunga sungguhan. Amplopnya agak kasar dan membentuk kotak-kotak kecil. Di seluruh permukaan amplop terdapat bunga-bunga dan rumput kering yang membuat ia amat cantik.
Bagaimana caranya memasukkan bunga dan rumput ini ke kertas amplop?
Baru kali ini aku mendapat surat dengan amplop semacam ini. Karena terlalu asyik mengamati amplop, aku lupa membuka surat hingga suara Ibu mengejutkanku.
”ELA
Mbak Arin adalah saudara sepupuku dari luar kota. Dia kuliah dan kos di dekat kampus. Kadang dia datang ke rumah bila libur.