Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hujan Abu Vulkanik di Lereng Selatan

Kompas.com - 26/10/2010, 19:16 WIB

YOGYAKARTA, KOMPAS.com — Sebagian debu vulkanik akibat luncuran material dari puncak Merapi pukul 17.50 berjatuhan ke wilayah selatan, seperti Turgo, Kinahrejo, Ngrangkah, dan Samburejo.

Ratusan warga kini dalam proses evakuasi ke barak pengungsian. Sebagian kecil masih bertahan untuk memantau detik-detik akhir jika erupsi terjadi. Gelapnya malam dan mendung membuat situasi agak mencekam.

Puncak Merapi saat ini tertutup awan tebal dan tidak terlihat secara visual. Angin di lereng selatan bertiup sedang ke arah barat. Seperti diberitakan sebelumnya, warga di Samburejo di lereng selatan Merapi panik.

Sekitar pukul 17.50, terlihat luncuran yang diduga awan panas mengarah ke wilayah Samburejo. Kini, warga sedang dievakuasi ke barak pengungsian di Kepuharjo. Namun, sejumlah pengendara mobil pengangkut malah ketakutan dan kabur meninggalkan desa.

Suasana yang terekam lewat radio komunikasi warga, peringatan bahaya, dan teriakan agar warga turun ke wilayah yang aman terdengar bersahut-sahutan.

Guguran dan luncuran material vulkanik dari puncak Gunung Merapi memang terus termonitor hingga Selasa (26/10/2010) petang. Jumlahnya mencapai ratusan kali.

Sebelumnya, sekitar pukul 17.15, guguran besar sempat terlihat dari arah tenggara dan timur. Di Turgo, sejumlah warga mencium bau belerang dan melihat abu vulkanik melayang. Kacung, warga di Samburejo, memperkirakan, jarak luncuran material sudah lebih dari 2.000 meter atau dua kilo dari puncak. Umumnya mengarah ke hulu Kali Senowo, Kali Boyong, Kali Kuning, dan Kali Gendol.

Informasi ini diperoleh berdasarkan pengamatan visual langsung dari warga di Turgo, Kinahrejo, Sumburejo, Tunggularum, dan Deles. Adapun kawasan puncak Merapi tertutup awan sangat tebal. Namun, sesekali kubah di puncak terlihat dari pertigaan Kinahrejo, pusat titik kumpul pengungsi.

Titik api sejauh ini belum terlihat. Walau demikian, deformasi kubah terus berlangsung dan pertumbuhan berlangsung cukup ekstrem. Aktivitas Merapi kali ini sangat berbeda dengan kejadian erupsi sebelumnya karena perubahan aktivitas vulkanik sangat radikal. Dalam tempo sebulan, status Merapi berubah jadi Awas, level tertinggi di fase erupsi. (Tribunnews.com/Setya Krisna Sumargo)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com