Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pesta Sinterklas

Kompas.com - 04/12/2010, 13:39 WIB

Keesokan harinya, ketika mereka bangun dan cepat-cepat berlari menengok sepatu mereka kebahagiaan melimpah karena ternyata Sinterklas menyempatkan mampir untuk memberikan hadiah. Permen dan koin coklat pun bertebaran di sekitar perapian itu.

Batavia

Seperti di Belanda, di Hindia-Belanda, pesta Sinterklas ditunggu-tunggu dan dirayakan secara meriah. Sinterklas merapat di Pelabuhan Sunda Kelapa, setelah berlayar berhari-hari dari Spanyol. Sinterklas dan para Piet Hitam yang menemaninya dijemput oleh Walikota Batavia dan seluruh rombongan itu berkeliling kota dalam arak-arakan yang meriah.

Gedung Societeit Harmonie didandani meriah untuk menyambut kedatangannya, dan di sana pula anak-anak Belanda menunggu untuk bertemu dengan tokoh kesayangan mereka.

Selain itu, hampir setiap perusahaan dan kantor besar mengadakan pesta Sinterklas untuk anak-anak pegawai mereka. Biasanya salah seorang pegawai berbangsa Belanda didaulat untuk memerankan tokoh Sinterklas, dan beberapa pegawai pribumi menjadi Piet-piet Hitam.

Setelah kemerdekaan, orang Belanda mulai enggan menyuruh atau meminta pegawai pribumi memerankan tokoh pembantu Sinterklas itu. Namun ada saja pegawai pribumi yang suka memerankannya, karena Piet Hitam merupakan tokoh jenaka yang nakal dan jahil.

Rumah-rumah di Batavia tentu saja tidak memiliki perapian ataupun cerobong asap sehingga anak-anak Belanda dan Indo menaruh sepatu berisi rumput dan cawan minuman kuda Sinterklas di bawah jendela. Lagipula, bukankah Piet Hitam lebih mudah masuk ke rumah melalui jendela?

Ada pula yang menaruh sepatu di bawah tempat tidur. Dan pagi-pagi, tanggal 5 Desember, semua anak Belanda, Belgia, dan Indo-Belanda di seluruh dunia bersorak gembira mendapatkan hadiah di sepatu mereka. Dan permen serta coklat tersebar di antara sisa-sisa rumput yang tak habis dimakan oleh kuda Sinterklas. (Frieda Amran, Antropolog tinggal di Belanda)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com