Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tampil Modis di Tempat Kerja

Kompas.com - 17/01/2011, 09:51 WIB

KOMPAS.com - Seorang perempuan pekerja bisa tampil modis dan elegan di tengah kesibukannya di depan komputer, menghadiri rapat, atau bertemu klien. Dengan sentuhan mode, mereka bisa tampil dengan gaya berbeda hanya dengan satu baju utama.

Di dalam buku Mode dalam Sejarah diceritakan, desain khusus busana kerja sudah dikenal sejak tahun 1800-an. Adalah seorang perempuan bernama Elizabeth Smith Miller yang menciptakan busana kerja yang disebut bloomer, yaitu gaun longgar selutut yang dipakai di atas celana baggy.

Meski dibuat Miller, model pakaian ini dipopulerkan oleh pengacara bernama Amelia Bloomer pada tahun 1850-an sehingga namanya dipakai sebagai nama busana tersebut.

Pakaian tersebut sebenarnya membuat pemakainya lebih bebas bergerak dibandingkan gaun panjang yang populer saat itu. Namun, kepopuleran bloomer tak begitu lama karena mendapat kritik dari pers.

Pada akhir abad ke-19, perempuan yang bekerja semakin banyak. Mereka memakai jaket pria yang dipadukan dengan blus dan rok yang serasi. Hingga sekarang, setelan tersebut menjadi model yang umum dipakai perempuan bekerja meski potongannya terus berubah.

Model ini pula yang dicontoh beberapa desainer internasional ternama, seperti Karl Lagerfeld, Yves Saint Laurent, dan Paul Smith, untuk membuat koleksi bagi perempuan bekerja. Setelan dari wol berbentuk kotak klasik, misalnya, telah menjadi rancangan Lagerfeld yang membuat rumah mode Chanel terkenal.

Smith, yang asal Inggris, adalah salah satu perancang yang memopulerkan rok pensil, setelah rok berpotongan lurus dengan panjang sebatas lutut ini diperkenalkan oleh Christian Dior tahun 1950-an. Dengan modelnya yang klasik, rok pensil menjadi salah satu jenis busana yang tak pernah ketinggalan zaman.

Tahun 1980-an, ketika power suit—setelan yang biasa dikenakan pengusaha sukses—menjadi populer, Saint Laurent membuat setelan dengan jaket berbentuk kotak, bahu yang memakai bantalan, dan rok pendek.

Buku Harper’s Bazaar Great Style memberikan petunjuk tentang beberapa jenis pakaian dan aksesorinya yang menjadi kebutuhan dasar perempuan yang bekerja, yaitu celana panjang, jas, rok pensil, kemeja putih, blus sutra, kardigan, gaun, sepatu tak bertali, tas, dan ikat pinggang.

”Jaket yang dijahit dengan rapi, kemeja putih, dan celana panjang adalah item-item yang harus dimiliki untuk segala kegiatan. Jins dengan warna gelap juga bisa memunculkan kesan kasual dan manis jika dipadukan dengan atasan yang sesuai,” kata perancang Giorgio Armani dalam buku tersebut.

Dari berbagai jenis pakaian tersebut, setelan berupa jaket dan rok atau celana panjang memang menjadi yang paling lazim dipakai perempuan saat bekerja. Itu karena busana two pieces ini tak pernah ketinggalan zaman.

Namun, untuk bisa tampil elegan dengan setelan yang dipakai, Armani mengatakan, ada beberapa hal yang harus diperhatikan pemakainya. Salah satunya adalah tidak terlalu banyak memakai aksesori.

”Untuk mendapatkan tampilan baru, Anda juga tidak perlu selalu membeli baju baru. Ada setelan-setelan yang bisa ditukar pasangannya. Atau, kalaupun ingin membeli yang baru, cukup beli baju atasnya karena model celana panjang atau rok akan lebih langgeng,” kata Armani.

Citra perusahaan
Desainer Musa Widyatmodjo juga menekankan pentingnya seorang perempuan yang bekerja memadukan jenis-jenis busana tertentu demi kepentingan faktor ekonomis.

”Wanita kosmopolitan yang banyak kegiatan menginginkan baju yang simpel, praktis, dan ekonomis, yaitu baju yang bisa dipakai ke berbagai acara. Untuk itu, sebagai perancang, saya berusaha memenuhi kebutuhan tersebut. Tinggal bagaimana cara mereka memadukan dengan busana lain atau aksesori,” tutur Musa.

Selain setelan yang sudah menjadi model wajib bagi pekerja kantoran, Musa mengatakan, gaun juga bisa menjadi pilihan. Dalam salah satu desain Musa di koleksi busana siap pakai M by Musa, misalnya, terdapat beberapa model gaun yang bisa dikenakan saat bekerja. Selain feminin, kesan elegan juga bisa muncul ketika gaun tersebut dipadukan dengan jas.

”Jins juga sebenarnya bisa dipakai ke kantor, terutama oleh mereka yang bekerjanya di bidang kreatif. Tetapi bukan berarti semua jins bisa dipakai. Kalau untuk ke kantor, sebaiknya memakai jins warna gelap dan bukan dengan model yang robek-robek,” kata Musa.

Desainer yang mendesain seragam beberapa bank, restoran, dan perusahaan penerbangan ini mengingatkan, busana kerja yang dipakai seseorang menjadi presentasi perusahaan tempat dia bekerja, bukan cermin pribadi si pemakai. Hal tersebut tak hanya berlaku untuk pakaian kerja berupa seragam, tetapi juga untuk pakaian yang bukan seragam.

Musa mengatakan, meski seseorang bisa memakai busana kerja nonseragam sesuai gayanya, bukan berarti dia bisa tampil bebas. ”Termasuk, misalnya, saat menjamu klien pada acara informal malam hari. Baju yang dipakai tidak boleh terlalu seksi. Harus diingat bahwa penampilan akan dikaitkan dengan citra perusahaan tempat bekerja,” kata Musa.

(Yulia Sapthiani)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com