Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Riset Vaksin Nasional Dilakukan secara Sinergi

Kompas.com - 26/07/2011, 14:21 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Setelah sekian lama berjalan sendiri-sendiri, akhirnya pemerintah, dalam hal ini Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Litbangkes) Kementerian Kesehatan, industri (PT Bio Farma), dan beberapa perguruan tinggi bekerja sama dalam pengembangan riset vaksin secara nasional.

"Kami dari Biofarma dan Litbangkes berharap bahwa hari ini memasuki era baru. Seperti diketahui bersama bahwa sangat sulit menyatukan seluruh kekuatan yang ada di tingkat nasional, khususnya untuk riset vaksin," kata Drs Iskandar, Apt, MM, Direktur Utama PT Bio Farma, kepada wartawan, Selasa, (26/7/2011).

Dengan bersatunya seluruh stakeholder dalam pengembangan riset vaksin, diharapkan industri vaksin, khususnya di negara-negara berkembang, harus mampu menyediakan vaksin dengan harga yang terjangkau bagi masyarakat.

"Ini kepentingan nasional, bahkan dunia. Kalau kita bercerai-berai seperti sekarang dalam riset vaksin, sampai kapan pun tidak akan pernah bisa membuat produk. Paling-paling membuat jurnal internasional. Dan itu tidak ada nilai jual, dalam arti tidak bisa menyejahterakan rakyat secara langsung," ujarnya.

Sementara itu, DR Triyono Sundoro, PhD, Staf Ahli Bidang Pengendalian Risiko, Kemkes, mengatakan, semua vaksin di periode mana pun dituntut mempertimbangkan kemudahan cara pemberian. Misalnya menghasilkan respons kekebalan yang lebih lama, keamanan ketika digunakan, serta harga yang terjangkau.

"Para peneliti di lembaga penelitian pemerintah, swasta, dan perguruan tinggi dan industri diharapkan fokus dalam pengembangan vaksin yang bermutu," kata Triyono.

Demi mendukung tujuan tersebut, Bio Farma akan melakukan penandatanganan dua nota kesepahaman (MoU) dengan Universitas Brawijaya untuk riset vaksin kontrasepsi pria, serta Universitas Jenderal Achmad Yani untuk riset vaksin rabies. Selain itu, juga akan dilakukan  tiga penandatanganan persetujuan dengan Universitas Indonesia untuk riset vaksin HPV, HIV, dan pandemik influenza berbasis rekayasa genetika.

"MoU, menggalang potensi, menggali dan mengajak potensi nasional universitas dan industri (Biofarma). Marilah kita bersinergi menggapai hari esok untuk mewujudkan masyarakat sehat yang mandiri dan berkeadilan," kata Iskandar.

Dengan adanya sinergi antara pihak akademisi, pemerintah, dan bisnis diharapkan akan mempercepat tercapainya terget riset vaksin nasional dan akan memberikan dampak positif terhadap pencapaian tujuan dekade vaksin 2011-2020.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com