Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Babak Baru Batik "Part One" Edward Hutabarat

Kompas.com - 02/08/2011, 18:27 WIB

Di atas kain sifon dan organdi yang lembut, batik hitam putih ini menjadi rancangan anggun. Motif yang dipilih pun umumnya klasik, seperti parang dan buketan. Silakan dicermati, tulisannya demikian halus. Dalam sekuntum bunga, ada ratusan cecek (titik) di situ yang membutuhkan proses pemalaman yang rumit. ”Batik ini sudah indah. Jadi, kecenderungan rancangan saya tetap minimalis karena kain ini sudah bicara. Tak perlu lagi ditambah-tambah dengan hiasan apa pun,” katanya.

Sentuhan modern juga terlihat pada rancangan yang menggunakan motif mega mendung dari Cirebon. ”Untuk cocktail dress ini saya menggunakan kain batik yang panjangnya 15 meter dengan lebar sekitar 70 sentimeter agar saya bisa menghasilkan potongan yang pas di bagian bawah,” kata Edo sambil menunjuk gaun panjang putih dengan motif batik mega mendung berwarna pastel.

”Lihat, di sini ada bercak dari proses pewarnaan. Bagi saya ini menjadi cantik karena yang mengerjakan tangan manusia. Bukannya enggak memilih yang bersih, tetapi memang tak akan ada yang benar-benar bersih karena proses pembuatannya demikian sulit,” lanjutnya.

Refleksi
Pergelaran ini menandai perjalanan karier Edo yang melampaui tonggak 30 tahun. Awalnya, ia berencana melakukan kolaborasi dengan maestro kimono asal Jepang, Genbei Yamaguchi, dan kreasinya akan diberi tajuk ”Edogen”. Kolaborasi Indonesia-Jepang itu merepresentasikan persamaan kedua negara yang menghormati kesetiaan pada tradisi sekaligus merangkul cita rasa internasional.

Edo menyiapkan urusan pergelarannya di Tokyo dan Kyoto pada Maret lalu. ”Para model, tempat, konsumsi, pemotretan semua telah confirmed. Saya pulang ke Indonesia tanggal 10 Maret, keesokan harinya Jepang dilanda tsunami. Genbei tak bisa melanjutkan kolaborasi ini,” kata Edo.

Peristiwa itu semakin memperkuat keyakinannya bahwa Tuhan telah membuat rencana bagi dirinya. ”Oleh karena itu, pesan dari show ini yang awalnya adalah ’Celebration’ berubah menjadi ’Reflection’. Kita ini bukan siapa-siapa, hanya titipan Tuhan, karena itu mari berbagi,” kata Edo.

(Myrna Ratna/Yulia Sapthiani)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com