Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dari Pindang Udang sampai Wingko Babat

Kompas.com - 03/09/2011, 01:54 WIB

Tersedia pilihan sangat beragam untuk mendapatkan oleh-oleh khas, atau menjadikan sekadar tujuan wisata kuliner di sepanjang jalur mudik Lebaran. Ada pindang udang Sophia dari Palembang, Sumatera Selatan, hingga wingko babat asli dari Pasar Babat, Lamongan, Jawa Timur.

Papan bertuliskan, ”Warung Sophia, Ahlinya Bikin Masakan Khas Palembang” terpampang di dekat Kantor Camat Seberang Ulu 1, Palembang. Sophia (50), pemilik warung itu, menyebutkan, pindang udang adalah menu istimewanya.

”Rasa kuahnya, khas pindang palembang, agak pedas dan juga ada rasa asamnya dengan bumbu-bumbu yang kuat. Terasa hangat sekaligus segar saat menyeruput kuahnya,” kata Sophia.

Selain dari kekuatan rasa kuah, kekenyalan udang sungainya menambah nikmat pindang udang Sophia. Begitu pula, pindang patin dan pindang baung.

Berlanjut ke Lampung. Oleh-oleh keripik pisang beraneka rasa juga menjadi pilihan menarik. Datang saja ke sentra industri keripik pisang di Jalan Pagar Alam, Sidodadi Kedaton, Bandar Lampung.

Ada rasa jagung manis, stroberi, melon, balado, jagung bakar, barbeku, keju, manis, dan cokelat.

”Pembeli paling banyak menyukai keripik rasa cokelat dan keju,” ujar Juni Suprianto (29), salah satu penjual keripik pisang di Jalan Pagar Alam.

Keripik pisang digoreng dua kali. Ini menjadikannya empuk dan tahan lebih lama hingga berminggu-minggu.

Keripik pisang diolah dari pisang kepok. Lampung dikenal cukup banyak menghasilkan pisang kepok. Satu sisir pisang kepok diolah hingga menjadi setengah kilogram keripik pisang.

”Kalau Lebaran habis 100 kilogram per hari. Kebanyakan untuk oleh-oleh mudik ke Jawa,” kata Juni.

100.000 butir

Masyarakat yang mudik dari Jakarta dan sekitarnya dengan melintasi wilayah pantai utara (pantura) Jawa selalu menjumpai oleh-oleh telur asin khas Brebes, Jawa Tengah. Ini salah satu favorit para pemudik, hingga pedagang

pun menyiapkan dalam jumlah yang berlipat-lipat dibandingkan hari biasanya.

”Lebaran kali ini, saya menyiapkan 100.000 butir telur untuk menyambut arus mudik dan arus balik,” kata Komarudin (48), pedagang telus asin di Jalan Pangeran Diponegoro, Brebes.

Pada hari biasa, Komarudin hanya mampu menjajakan sekitar 20.000 butir telur asin setiap bulan. Penjualan paling ramai adalah pada tiga hari sebelum Lebaran.

Telur asin dari telur bebek brebes memiliki variasi telur rebus, telur panggang, dan telur bakar. Oleh-oleh khas lain juga tersedia, seperti sagon kering, tape ketan bungkus daun jambu, dan kerupuk udang. Bahkan, bawang merah dari Brebes juga disukai pemudik.

Dari Brebes melaju ke Tegal, pemudik bisa mendapatkan oleh-oleh khas tahu aci. Ini tahu goreng yang diberi adonan tapioka.

Oleh-oleh khas juga bisa diperoleh di sepanjang jalur pantura Jawa Timur, seperti pudak di Gresik. Pudak ini makanan berbahan baku beras dibungkus daun pinang dengan rasa manis dan legit.

Kerupuk goreng pasir juga mudah ditemui sebagai oleh-oleh khas Gresik. Setiba di Lamongan, wingko babat dari kelapa muda tersedia di seputar Pasar Babat, Lamongan.

Rupanya, istilah ”babat” pada wingko itu berasal dari situ.

(PRA/RWN/WIE/ACI)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com