Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mubarok: Muhaimin Terlalu Bodoh Kalau Melakukan

Kompas.com - 09/09/2011, 18:58 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Muhaimin Iskandar dinilai terlalu bodoh, kalau sengaja ikut dalam permainan mencari keuntungan dalam kasus dugaan suap Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Kemnakertrans), sebagaimana dibongkar Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) baru-baru ini.

"Kalau menurut saya, nama Pak Muhaimin bisa saja dicatut oleh anak buahnya. Wong, nama saya saja pernah dicatut oleh orang lain untuk cari duit," ungkap anggota Dewan Pembina Partai Demokrat, Achmad Mubarok, saat dihubungi Kompas, Jumat (9/9/2011) di Jakarta.

Menurut Mubarok, kemungkinan ada orang-orang yang sering mencatut nama pejabat dan menteri, untuk mencari keuntungan pribadi. "Kalau melihat ketenangan dan kesabaran Pak Muhaimin menjelaskan di DPR dan kepada wartawan, saya kira Pak Muhaimin tidak terlibat," tambah Mubarok.

Seperti diberitakan, KPK menetapkan tiga tersangka terkait kasus suap dalam proyek percepatan pembangunan infrastruktur daerah transmigrasi (PPIDT). Dua pejabat Kemnakertrans, yakni I Nyoman Suisanaya dan Dadong I, serta pengusaha bernama Dharnawati saat ini telah ditahan KPK.

Mereka ditangkap di tiga tempat terpisah, dengan barang bukti uang Rp 1,5 miliar. Saat ini, KPK masih mendalami kemungkinan keterlibatan pihak lain, termasuk Menakertrans Muhaimin Iskandar dan pihak lainnya. Dugaan keterlibatan Muhaimin pernah disampaikan oleh pengacara salah satu tersangka.

Ketua Masyarakat Profesional Madani, Ismed Hasan Putro, pernah mengritik Ketua Mahkamah Konstitusi, Mahfud MD, yang intinya menepis tudingan keterlibatan Muhaimin. Sebab menurut Ismed, KPK saat ini tengah menjalankan penyelidikan dan penyidikan dan hasilnya belum ketahuan, sehingga pihak-pihak lain diminta menghormati proses yang berjalan.

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com