Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Membangun Fondasi Industri Mode

Kompas.com - 19/02/2012, 05:31 WIB

”Kami juga punya Smesco sebagai fasilitas displai produk UMKM. Diharapkan, media yang sama juga akan dibentuk di daerah untuk menampung merek-merek lokal,” kata Neddy.

Beberapa mal, khususnya di Jakarta, sebenarnya sudah menyediakan tempat khusus bagi desainer lokal dan UMKM untuk menjual produk mereka. Namun, kerja sama yang menggunakan sistem konsinyasi, sering kali menyulitkan pihak desainer dan UMKM. Di sisi lain, mal dan department store juga tak jarang merasa kesulitan menemukan produk berkualitas.

Dua kementerian lain juga memaparkan program mereka. Gita Wirjawan menegaskan, Kementerian Perdagangan akan bertanggung jawab terhadap pencitraan produk dan membuat kebijakan fiskal maupun nonfiskal untuk industri hilir. Adapun Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif menjadi penanggung jawab untuk menentukan tren yang akan diangkat mode Indonesia. Apalagi, salah satu target IFW adalah menjadikan Indonesia sebagai sumber inspirasi tren mode.

Merek nasional

Untuk menjangkau pasar lokal yang menjadi target hingga 2014 dan meraih pasar internasional sebagai program jangka panjang, IFW juga bercita-cita membuat merek nasional. Meski sudah menentukan ”Reneo” sebagai merek dagang, konsep dan standar produk di bawah nama tersebut masih dalam penggodokan pengurus IFW dan Kementerian Perindustrian.

”Semangatnya adalah membuat standar yang sama untuk produk mode Indonesia. Praktiknya, akan ada berbagai produk busana dan aksesori yang diberi nama Reneo. Ada pula yang memakai label sendiri dari desainer atau UMKM. Pilot project ini salah satunya untuk mempermudah mencari produk yang akan diikutsertakan dalam pameran dagang di luar negeri,” kata Direktur IFW Dina Midiani.

Sebagai tes pasar, produk ”Reneo” akan ditampilkan dalam peragaan busana karya empat perancang, yaitu Sofie, Anastasia Hoeng, Taruna K Kusmayadi, dan Jenny Tjahyawati pada 26 Februari di IFW. Mereka akan memakai produk dari UMKM, di antaranya batik dari Tuban, Banyuwangi, Jember, dan Bogor.

”Kami menargetkan setidaknya ada 20 desainer yang bergabung dalam ”Reneo”. Setelah IFW, persiapannya akan terus dilakukan hingga peluncuran yang ditargetkan pada tahun ini,” ujar Presiden Direktur IFW Ali Charisma.

Merek nasional ini dibuat untuk merangkul kelas menengah penduduk Indonesia yang menurut survei Bank Dunia tahun 2010 jumlahnya mencapai 134 juta atau sekitar 56,5 persen dari total seluruh penduduk Indonesia. Apalagi, total belanja mereka terhadap produk mode cukup tinggi.

Dari persiapan salah satu mata acara IFW nanti, yaitu pameran, panitia memberikan syarat tertentu pada peserta. Selain melalui proses kurasi, mereka juga diharuskan menyediakan produk yang berkualitas baik dan memiliki keunikan. Peserta pameran juga harus menyediakan media promosi, seperti brosur atau lookbook.

”Kami tidak mau ada produk lama, lalu dijual dengan cara diskon. Selain menjadi pembeda dari pameran lain, cara ini dilakukan untuk menyiapkan peserta pameran menghadapi pembeli dengan sistem wholesale. Oleh karena itu, pemilik produk diharapkan turun langsung menjaga stan untuk berhadapan dengan pembeli,” ujar Dina.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com