Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gaya Tribal ala Indonesia dari Kilim Timur Tengah

Kompas.com - 29/05/2012, 08:51 WIB

KOMPAS.com - Gaya tribal menjadi tren mode dunia yang diterjemahkan menjadi ragam koleksi busana siap pakai, mengandalkan kreativitas dalam berkarya. Desainer berdarah campuran Bali-Jawa, Denny Wirawan, mengeksplorasi gaya tribal dengan memilih tenun Kilim sebagai inspirasi, tertuang dalam koleksi 2012-2013 bertema Kilimology.

Kilim banyak dijumpai di Turki, Persia, Afrika Utara, Afganistan, Pakistan dan China. Di berbagai negara, motif Kilim punya banyak makna juga memiliki simbol atas keselarasan kehidupan, seperti kelahiran, pernikahan, spiritual, kebahagiaan, cinta, kematian, kedudukan hingga status sosial.

Kilim yang kaya makna ini ditemukan Denny saat melakukan perjalanan ke Turki. Hobi traveling-nya pun membuahkan karya. Denny mentransformasi motif tenun Kilim Timur Tengah menjadi koleksi busana siap pakai terbaru yang menampilkan citarasa misterius, provokatif juga seksi namun tak meninggalkan kesan elegan, feminin dengan sentuhan glamor. Denny menonjolkan busana simpel untuk memberikan perhatian utama pada motif tribal dari Kilim, kreasinya.

Di tangan desainer Indonesia, motif Kilim dari Timur Tengah bertransformasi menjadi busana bergaya tribal yang khas. Denny tak hanya mahir mencipta motif, namun juga memadukannya dengan tenun nusantara, tenun Sumba.

"Saya menghadirkan Kilim dalam bentuk print, digital print dan handmade print, terinspirasi dari Turki. Meski begitu kain Indonesia tetap menjadi perhatian. Saya menyelipkan unsur Indonesia, dengan motif tenun Sumba yang memiliki elemen sama dengan Kilim, diaplikasikan dalam bentuk bordir," tutur Denny sebelum pagelaran busana Kilimology di Jakarta Fashion & Food Festival (JFFF) 2012 di hotel Harris Kelapa Gading, Jakarta Utara.

Kreativitas tinggi Denny Wirawan terwakili dalam 35 set busana yang tampil memukau memberikan pengalaman berbeda untuk pecinta fashion di Jakarta. Bagi Denny, tak mudah merancang motif, menyusun simbol, dan memilih warna untuk mencipta busana bergaya tribal menggunakan motif cetak Kilim. Namun, melalui 31 busana perempuan dan empat busana pria yang ditampilkannya, Denny menunjukkan kemampuannya memadukan motif sarat makna, dengan warna yang berpadu selaras, menjadi puluhan set busana siap pakai bergaya tibal ala Timur Tengah.

Denny menjelaskan tingkat kesulitan yang menjadi tantangan baginya dalam merancang koleksi Kilimology, "Merancang busana dengan semua motif tenun sama sulitnya, utamanya karena keterbatasan lebar bahan. Tenun asli atau batik misalnya, kesulitannya terletak pada lebar kain tradisonal yang hanya 90 cm. Sementara saya cenderung membuat busana melebar. Saya harus mengaplikasikan lebar motif bergantung pada lebar kain. Kesulitannya mulai terasa saat menggunakan teknik print. Saya juga harus mempertemukan motif agar terlihat bagus."

Koleksi Kilimology Denny Wirawan merupakan penggabungan dari beberapa motif Kilim yang membentuk rangkaian cerita sarat makna. Ia mengadaptasi dari motif Kilim yang sudah ada dan dikenal masyarakat dunia, lalu membuat sendiri kain motif cetak Kilim menggunakan bahan sutera sifon, sutera satin, thai silk, sutera shantung untuk menciptakan busana siap pakai bergaya tribal.

Gaun malam dan cocktail gown mendominasi koleksi busana di show tunggal Denny Wirawan di JFFF 2012 ini. Gaun panjang melambai menjadi ciri khasnya. Konsep busana yang provokatif, ditunjukkan Denny melalui pilihan motif yang menonjolkan total look busana, juga warna berani, dan potongan yang menonjolkan sisi seksi dengan model backless, one shoulder atau belahan tinggi yang tetap terlihat elegan. Ia juga menghadirkan gaun bodyfitted dengan ornamen manik yang memberi kesan dramatis.

Desainer anggota Ikatan Perancang Mode Indonesia (IPMI) ini tak hanya hadirkan busana panjang yang feminin. Denny juga memberikan pilihan gaya busana untuk perempuan yang lebih suka tampil dengan mini dress dengan potongan pencil skirt. Juga atasan berpotongan ruffle, gaun dengan draperi, dan ia pun menampilkan busana model peplum dengan gaya khas merepresentasikan kreativitas tanpa batas.

Blazer dan jubah yang membungkus tubuh menjadi ciri khas lainnya dari koleksi ini. Ia pun menghadirkan celana panjang versi tribal, termasuk legging bermotif Kilim.

Kemewahan terasa pada sejumlah busana yang dirancnag menggunakan detil manik, batu-batuan, koin metal juga beads velvet yang dikemas dalam nuansa timur tengah dengan dominasi warna emas.

Soal warna, desainer yang terpilih sebagai salah satu pembina pengembangan tenun bersama Cita Tenun Indonesia ini memberikan ragam pilihan. Hijau, oranye, merah dan olive green mendominasi koleksi gaunnya. Ia juga menghadirkan gaun berwarna pink, juga gaun dengan gradasi warna yang khas dan tampak selaras, serta menutup pertunjukkan mode dengan gaun bodyfitted yang misterius berwarna hitam dengan detil emas.

Untuk busana pria, koleksi Kilimology menampilkan jaket Nehru dari tenun ikat Turki. Denny memang tak banyak menampilkan busana pria, namun dari empat set koleksi Kilimology untuk laki-laki, ia menunjukkan pria pun dapat tampil lebih ekspresif menggunakan busana bermotif tribal, dari tenun Kilim dan tenun Sumba yang khas.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com