Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 16/07/2012, 13:09 WIB

”Salah satu cara (memperkenalkan budaya Nusantara) dengan bercerita melalui suvenir, ada kisah di tiap kemasan ini,” katanya.

Cara seperti itu setidaknya memberi wawasan bagi kedua pihak, yaitu produsen dan konsumen. Feta dan Peni membuka banyak referensi sebelum menuangkan cerita tentang Indonesia dalam setiap produk.

Tergantung perajin
Bermodalkan uang Rp 75 juta dengan mengorek tabungan, pada 2010 Peni dan Feta merintis usaha suvenir. Dengan modal yang terbatas itu, keduanya hanya mampu memproduksi 500 potong untuk setiap jenis.

”Jangan mengira Rp 75 juta itu termasuk modal besar, malah sangat kecil. Dengan modal itu kami berusaha menceritakan banyak hal tentang Indonesia,” papar Peni.

Peni kemudian mengingatkan, di Jakarta, Rp 75 juta sama sekali bukan apa-apa. Apalagi mereka tidak tinggal di sekeliling sumber daya yang diperlukan. Oleh karena itu, mereka memerlukan modal besar untuk menguasai pasar.

”Masalahnya, kalau kita tidak bergerak, pasar kita dikuasai China yang memasukkan barang dengan konten Indonesia,” ujarnya.

Perlahan tetapi pasti, pasar domestik dan luar negeri yang mereka sasar mulai terlihat. Memasuki tahun ketiga, Feta dan Peni memproduksi empat sampai lima kali dalam setahun.

”Pasar kami baru terlihat tahun 2011. Sementara ini setiap tahun kami memproduksi sekitar 3.000 piring dan 4.000 magnet,” ungkap Peni.

Menurut Feta, keterbatasan untuk memproduksi dalam jumlah besar juga dikarenakan ketergantungan mereka terhadap perajin. Untuk gambaran, pihaknya berupaya mendukung perajin kecil dengan memesan barang dan memberikan masukan untuk perbaikan kualitas produk.

”Kami juga menantang mereka untuk memperbaiki produksi dan kualitas melalui pesanan,” ujarnya.

Meski produk mereka mulai dikenal, jangan mengira keduanya dengan senang hati melayani permintaan ekspor. Sebab, mereka berprinsip suvenir yang mengusung merek Nalini Intercraft tersebut baru bisa diperoleh bila seseorang telah mengunjungi Indonesia.

”Selain turis (lokal maupun asing), kami juga membidik (pangsa pasar) para kolektor,” tuturnya.

Sekali lagi, Feta mengingatkan bahwa melalui produk Nalini Intercraft mereka ingin bercerita. Mereka mencoba melukiskan kekayaan Indonesia melalui cuplikan-cuplikan dalam suvenir. Sebuah cerita tentang Indonesia....

(Fabiola Ponto)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com