Jakarta, Kompas -
”Dekranas (Dewan Kerajinan Nasional) bersama Yayasan Sulam Indonesia berupaya mengangkat kembali kerajinan sulam agar tidak punah,” kata Ketua Dekranas Ny Herawati Boediono, istri Wakil Presiden Boediono, didampingi Ketua Yayasan Sulam Indonesia Triesna Jero Wacik, Rabu (3/10).
Festival Sulam Internasional ini menampilkan beragam motif sulam tradisional dari sejumlah daerah di Indonesia serta motif-motif kontemporer yang berkembang di Tanah Air. Sedikitnya lima negara turut ambil bagian dalam festival ini, yaitu China, India, Filipina, Malaysia, dan Vietnam.
Herawati mengatakan, Indonesia belum mematenkan satu pun motif atau ragam sulam tradisionalnya. Hal ini cukup mengkhawatirkan karena tidak mustahil warisan budaya bangsa itu diklaim negara lain.
”Ke depan kita mengarah ke sana. Tapi, sebenarnya sudah ada yang mendapat penghargaan dari UNESCO, yakni sulam bayang (dari Pesisir Selatan, Sumatera Barat), pada tahun 2010,” ujarnya..
Dalam buku