Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 13/05/2013, 15:04 WIB

Indra memegang bagian operasional yang sehari-hari mengelola jalannya Yumm Thai. Selain berpengalaman mengelola resto, Indra memang mempunyai rekam jejak panjang bekerja di bagian food and beverage sebuah hotel bintang lima. ”Beruntung juga saya dulu kerja di hotel, sekarang kepakai he-he-he,” kata Indra yang lulusan Jurusan Administrasi Negara, FISIP, Universitas Indonesia, itu.

Nadia, Avi, dan Novi mengurus marketing. Harry dan Ariadi menangani media sosial dan desain. Caroline dan Gladys juga mengurus kehumasan.

”Saya yang jualan he-he-he...,” celetuk Gladys, yang bersama Denisa menangani branding dan hubungan dengan media.

Ketika berkumpul, perempuan-perempuan yang berusia antara 30-an sampai awal 40-an itu terasa seru dengan canda, celoteh, dan tawa. Mereka diikat dalam satu hobi yang sama, yaitu bertualang memburu makanan enak. Membuka rumah makan merupakan kepanjangan hobi yang dijalani dengan sungguh-sungguh. ”We do it as a business, artinya bukan main-main,” kata Novi.

”Ya, dari yang main-main (hobi) itu harus ada hasilnya, ada duitnya,” kata Denisa tentang menyatunya hobi dan profesionalitas dalam Yumm Thai.

Serasa bersantap di rumah kawan
Memasuki Yumm Thai rasanya seperti bermain ke ruang makan di rumah kawan: ramah dan kasual. Ruang yang relatif kecil tidak memberikan kesan sempit, tetapi malah memberikan suasana akrab serta rileks. Bangku-bangku dan meja makan dari kayu terasa tidak kaku. Dinding berwarna cerah dengan gambar gajah sebagai penanda Thailand membawa suasana tidak formal.

Masakan Thailand menjadi pilihan Fathia, Gladys, dan kawan-kawannya karena dekat dengan lidah orang Indonesia pada umumnya. Selain itu, resto Thailand di Jakarta masih dirasa kurang dibandingkan dengan resto Jepang atau China.

Mereka lalu mengonsep rumah makan dengan suasana yang tidak formal ataupun semiformal. Mereka memilih suasana kasual. Indra menyebut konsep Yumm Thai sebagai fast casual. Mereka menjaga kualitas masakan dengan menyiapkan hidangan segar, bukan masakan siap saji atau fast food.

Mereka mengusung konsep masakan sehat, yang mereka sebut sebagai freshly made to order—dimasak segar-segar sesuai pesanan. Akan tetapi, mereka siap menyajikan dengan cepat. ”Dalam waktu sembilan menit pesanan sudah terhidang di meja,” kata Indra.

Soal harga pun mereka merancang harga yang kira-kira para karyawan di sekitar kawasan SCBD atau perkantoran di sepanjang Sudirman-Thamrin bisa menyantap masakan Thailand setiap hari. ”Tagline kami adalah Everyday Thai, Your Way. Pelanggan dapat memilih set menu yang dapat dibangun sesuai selera masing-masing,” kata Indra.

Mungkin karena pemilik resto suka makan dan dibangun di atas perkawanan, makan di resto milik para sosialita serasa bersantap di rumah kawan.

(Frans Sartono)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com