Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Perbedaan Diabetes Tipe 1 dan Tipe 2 yang Harus Diketahui

Kompas.com - 30/12/2015, 16:03 WIB

KOMPAS.com – Ketika mendengar diabetes, orang-orang mulai berasumsi tentang penyakit ini, yang terkadang tak selalu akurat. Ini karena diabetes mempunyai dua tipe utama, tipe 1 dan tipe 2, di mana tak semua orang tahu perbedaannya.

"Membandingkan tipe 1 dan tipe 2 seperti membandingkan apel dengan traktor," kata GaryScheiner, CDE, seorang edukator diabetes dan penulis Think Like a Pancreas.

"Satu-satunya kesamaan yang mereka miliki adalah keduanya melibatkan ketidakmampuan untuk mengontrol kadar gula darah," ujarnya. Berikut ini adalah 5 perbedaan penting dari tipe penyakit ini:

 

1. Tipe 1 merupakan penyakit autoimun, tipe 2 bukan.

Diabetes terjadi ketika tubuh Anda bermasalah dengan insulin, hormon yang membantu mengubah gula dari makanan Anda menjadi energi. Ketika insulin dalam tubuh Anda tidak terlalu cukup, gula menumpuk dalam darah dan dapat membuat Anda sakit.

Orang-orang dengan diabetes tipe 1 dan tipe 2 keduanya menghadapi masalah ini, tetapi bagaimana penyakit ini muncul adalah sesuatu yang sangat berbeda. Jika Anda menderita diabetes tipe 1, tubuh Anda tidak memroduksi insulin sama sekali.

Itu karena tipe 1 merupakan penyakit autoimun di mana sistem kekebalan tubuh Anda menyerang dan menghancurkan sel-sel pembuat insulin di pankreas Anda. Tidak seorang pun tahu secara pasti apa yang menyebabkan itu, tetapi faktor genetik bisa jadi berperan dalam hal ini.

Sedangkan, pada diabetes tipe 2, tubuh masih memroduksi insulin, tetapi juga tidak menghasilkanya dalam jumlah cukup atau tubuh mempunyai kesulitan menggunakan insulin secara efisien.

Faktor risiko utama untuk diabetes tipe 2 termasuk obesitas (terutama jika Anda mempunyai berat badan lebih di sekitar perut Anda) dan tak banyak melakukan aktivitas fisik. Riwayat keluarga yang mempunyai penyakit ini juga dapat meningkatkan risiko Anda.

 

2. Konsumsi insulin suatu keharusan bagi diabetes tipe 1, pengobatan diabetes tipe 2 lebih bervariasi.

Karena orang dengan tipe 1 tidak dapat memroduksi insulin sendiri, mereka harus melakukan injeksi insulin rutin atau memakai pompa insulin yang melekat pada tubuh mereka. Tanpa insulin, hidup mereka akan berakhir.

Diabetes tipe 2, pilihan pengobatannya lebih banyak. Anda mungkin akan diberi petunjuk untuk memonitor diet Anda, melakukan lebih banyak latihan dan menurunkan berat badan. Tetapi kebanyakan orang dengan diabetes tipe 2 juga mengonsumsi pil yang mendorong tubuh untuk membuat lebih banyak insulin dan atau menurunkan kadar gula darah.

Jika langkah-langkah ini tidak bekerja dan penyakit semakin memburuk, Anda mungkin harus beralih menggunakan suntikan insulin.

 

3. Gula darah rendah lebih umum terjadi pada diabetes tipe 1.

Gula darah tinggi berbahaya, tetapi gula darah sangat rendah (hipoglikemia) dapat menyebabkan kelemahan, pusing, berkeringat dan gemetar. Dalam kasus yang parah, ini dapat membuat Anda pingsan dan bahkan mengancam nyawa.

Ini lebih umum terjadi pada orang-orang dengan tipe 1. Itu karena Anda perlu hati-hati dalam menghitung seberapa banyak insulin yang harus dikonsumsi (melalui suntikan atau pompa) berdasarkan asupan makanan dan tingkat aktivitas.

Hal ini memang tidak selalu mudah, mengonsumsi lebih banyak insulin dari yang Anda perlukan dapat membuat tingkat gula darah menurun. Begitupun jika Anda berolahraga, meskipun menyehatkan, juga dapat menyebabkan gula darah rendah.

Jika Anda mengalami gejala hipoglikemia, Anda perlu segera melakukan sesuatu untuk meningkatkan gula darah Anda dengan cepat. Contohnya seperti meminum segelas jus, makan beberapa permen atau  konsumsi tablet atau gel yang mengandung glukosa.

 

4. Makan makanan manis mungkin akan lebih berisiko jika Anda diabetes tipe 2.

Terkejut? Meskipun tidak mudah bagi seseorang untuk menghindari permen, "orang dengan tipe 1 dapat makan apa saja yang mereka inginkan, jika sesuai dengan dosis insulinnya," kata Scheiner.

Jadi jika Anda berencana untuk pergi ke pesta ulang tahun, Anda hanya harus mengonsumsi insulin lebih banyak untuk melawan serangan gula dari kue.

Jika Anda menderita diabetes tipe 2, Anda mungkin harus lebih sedikit hati-hati terhadap makanan. Kebanyakan orang dengan tipe 2 tidak mengonsumsi insulin dan artinya tubuh tidak bisa mengatasi dengan mudah apa yang Anda makan.

Diabetes tipe 2 juga berkaitan erat dengan obesitas dan konsumsi banyak makanan manis dapat dengan mudah menyebabkan kenaikan berat badan.

 

5. Tipe 1 biasanya terdiagnosis pada anak-anak, tipe 2 cenderung menyerang kemudian

Meskipun mungkin tipe 1 dapat berkembang pada orang dewasa, ini lebih umum ditemukan ketika masa kanak-kanak. Itu sebabnya, mengapa dulu ini disebut diabetes anak-anak (juvenile diabetes). Diabetes tipe 2, di sisi lain, lebih mungkin terjadi saat usia Anda bertambah: Risiko Anda meningkat setelah usia 45 tahun.

Terlepas dari ketika Anda mencari tahu apakah Anda mempunyai diabetes-atau jenis apa yang Anda miliki-ini penting untuk menanggapinya dengan serius.

Banyak orang berpikir, bahwa diabetes tipe 1 merupakan jenis "buruk" dan diabetes tipe 2 hanyalah ketidaknyamanan kecil. Tetapi keduanya dapat menyebabkan komplikasi serius seperti kebutaan, amputasi dan gagal ginjal.

Yang terpenting adalah, kita tetap dapat menjalani kehidupan panjang yang sehat dengan salah satu bentuk penyakit ini. Minum obat seperti apa yang diarahkan, sering memantau kadar gula darah, makan dengan baik, berolahraga dan tidak stres merupakan kuncinya. (Gibran Maulana)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com