KOMPAS.com -- Sjamsidar Isa atau akrab disapa Tjammy telah mengumpulkan wastra nusantara selama lebih kurang empat dekade.
Sekarang, di usianya yang ke-70, Tjammy telah memiliki koleksi sekitar 500 kain. Sebuah angka yang fantastis seorang kolektor kain khas nusantara.
Tjammy mengaku, berburu kain nusantara bukan perkara mudah. Banyak kisah menarik dari pengalamannya mengumpulkan kain warisan nenek moyang tersebut.
Salah satunya adalah ketika Tjammy melakukan proses tawar menawar kain ikat ganda yang sudah sangat langka.
"Dua puluh lima tahun lalu, saya beli kain itu (kain ikat ganda) di Bali dengan harga 25 juta rupiah. Susah sekali dapatnya, saya sampai bawa-bawa nama teman saya di perindustrian," tutur Tjammy di pameran wastra nusantara pribadinya, Ikon, yang berlokasi di A Qubicle Center, Jakarta, Senin (25/1/2015).
Sekadar informasi bahwa 25 tahun lalu, nilai Rp 1 juta adalah angka yang sangat tinggi.
"Uang saya tak cukup, akhirnya saya bayar DP dan kirim setengahnya, tapi sebelumnya di ujung kain, saya tandai dulu nama Sjamsidar Isa agar tak ditukar," urainya.
Beberapa tahun kemudian, kain tersebut ditawar dengan harga Rp 5 juta oleh seorang kolektor yang ternyata menjual kain tersebut ke museum di Eropa.
Tjammy tetap konsisten bertahan tak mau melepas kain tersebut.
Cerita unik lainnya adalah saat Tjammy berkunjung ke suatu daerah terpencil bersama sang suami bertahun-tahun silam. Dia membeli kain setagen seorang wanita dan membayar Rp 3.000.
"Setelah itu semua wanita lepas setagen mereka, pulang-pulang saya bawa setumpuk setagen, setengah mati cucinya karena setagen kan jarang dicuci," kenangnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.