Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Yovita Meta Bastian, Pejuang Tenun dari Timor Tengah Utara

Kompas.com - 16/03/2016, 13:19 WIB
Silvita Agmasari

Penulis


KOMPAS.com --
Yovita Meta Bastian dari Timor Tengah Utara, NTT,  memiliki kisah yang panjang dengan kain tenun, kain tradisional khas Indonesia.

Wanita paruh baya yang akrab disapa mama Yovita ini memang bukan wanita sembarangan. Dia adalah satu dari sepuluh penerima penghargaan dari Belanda, Prince Claus Award. Penghargaan bergengsi tersebut dia dapatkan atas kerja kerasnya melakukan inovasi dan melestarikan kain tenun.

Pendiri dari Yayasan Tafean Pah yang berarti rumah dunia, organisasi bagi para penenun ini telah berjasa mengangkat hajat hidup banyak orang lewat tenun.

Dalam pameran Cerita Tenun Tangan, di Bentara Budaya Jakarta, Selasa (15/3/2016), mama Yovita mengaku pertama kali tergerak untuk membantu orang lewat tenun pada tahun 1989.

Saat itu mama Yovita berkunjung ke sebuah desa yang sangat miskin karena kekurangan air. Kemudian, dia bertemu seorang janda miskin yang tak memiliki apapun kecuali keterampilan menenun.

Namun miris, hasil tenun sang janda hanya dihargai seikat jagung. Mama Yovita pun tersadar  jika daerah asalnya begitu kesulitan dalam menjual hasil tenun.

Mama Yovita kemudian melakukan berbagai upaya untuk menggerakan ekonomi para penenun.

Salah satu caranya adalah melebarkan relasi untuk membantu proses promosi dan menggunakan pewarna serta kapas organik agar dapat bersaing dengan produk tenun pabrik. 

Dulu, hanya ada delapan orang penenun. Sekarang, ada 400 penenun dari 13 desa yang bergabung bersama mama Yovita. Dia menggerakkan ekonomi 1.779 keluarga di NTT lewat tenun.

Mama Yovita meleihat generasi muda penenun yang sedikit dan motif tenun yang terancam punah.

Dia pun melakukan arsip dengan mengumpulkan puluhan motif tenun yang disimpan rapih di desanya, dan mengajak siswa Sekolah Dasar daerah Biboki untuk menenun dan hasil tenunya dapat dijual langsung untuk beasiswa sekolah mereka sendiri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com