Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 04/07/2016, 19:00 WIB
Kontributor Ungaran, Syahrul Munir

Penulis

SEMARANG, KOMPAS.com - Sejak pertengahan Ramadhan hingga menjelang penyelenggaraan arus mudik-balik Lebaran 2016, banyak media yang mengupas tips mudik ramah anak. Tujuannya adalah agar anak pulang kampung dalam keadaan sehat, selamat dan gembira.

Menurut Sekjen Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Indonesia, Samsul Ridwan, ternyata tidak semua anak merasa asyik saat mudik.

Bahkan bagi anak-anak yang tidak mudik pun, mereka tidak lantas selalu hidup nyaman kendati secara fisik bebas dari potensi keletihan dan kepanasan akibat perjalanan yang melelahkan.

Berikut adalah beberapa penyebab ketidaknyamanan anak saat mudik, berdasarkan analisa LPA Indonesia:

1. Urusan rumah tangga beralih ke ayah bunda

Di hari lebaran, ayah bunda yang tidak terbiasa mengerjakan semuanya tanpa bantuan merasa sangat lelah. Badan penat dan stres menghebat. Bawaannya jadi gampang marah. Modusnya mulai dari mata mendelik, mulut memekik-mekik, sampai tangan main cubit.

Sasaran terdekat siapa lagi kalau bukan anak-anak.

"Sabar, ya. Kalau si mbak saja sanggup bekerja berat sebelas bulan, apalagi semestinya ayah bunda. Sekaligus, ini momen bagus untuk mengajarkan kemandirian kepada sang buah hati." kata Samsul.

2. Ayah bunda juga lupa cara masak di dapur

Dengan tukang sayur dan pasar yang vakum, banyak orangtua yang mengajak anak-anak makan makanan cepat saji.

Berhari-hari anak-anak terpaksa mengonsumsi makanan dengan kandungan garam tinggi, lemak tinggi, gula tinggi, dan nutrisi ala kadarnya.

"Tuh, gaya hidup sehat ternyata memang bermula di meja makan. Empat sehat, lima sempurna, enam halal tetap berlaku saat libur Lebaran," tambahnya.

3. Ada ayah bunda yang memutuskan menginap di hotel

Masalah nomor 1 dan 2 di atas memang relatif teratasi. Namun, muncul problem baru: ayah bunda tidur lagi, tidur lagi, sementara anak-anak diasuh oleh televisi yang menyala sepanjang hari.

Apa yang anak-anak tonton luput dari kontrol, karena ayah bunda, itu tadi, asyik dibuai mimpi.

"Ketika raga berada sekamar, batin pun semestinya tidak saling berjauhan. Masa-masa indah di hotel adalah ketika tidak diusik tamu (atau) diganggu tugas kantor," kelakar Samsul.

4. Senangnya bertamasya ke sentra-sentra wisata terdekat.

Kalau selama di Jakarta, pilihan favorit Anda biasanya Taman Mini, Ancol, Monas, dan Kebun Binatang Ragunan, maka waspadalah. Keempat tempat itu pasti penuh sesak oleh pengunjung dan berlipatgandalah resiko anak hilang, karena tersesat atau bahkan diculik orang.

"Berikan anak peluit. Saat terpisah di tengah kerumunan, tiup peluit kencang-kencang." saran Samsul.

Dia melanjutkan, "(Lalu,) sepakati password tertentu. Kalau ada yang mengaku dikirim ayah bunda untuk menjemput, tapi tak tahu password, berarti dia mungkin sedang mencari mangsa. Temukan petugas dan pos sekuriti selekasnya."

5. Ada ayah bunda yang mengajak anak-anak ke mal dan pusat perbelanjaan modern lainnya

"Ngilangin suntuk," kata ayah bunda. Hm, semoga anak-anak tidak mendapat pelajaran keliru bahwa berbelanja--apalagi secara impulsif--sesungguhnya bukan program rehabilitasi atas ketegangan dan kesunyian jiwa.

"Sayangnya perpustakaan dan museum belum tentu buka saat Lebaran. Cuci mata tanpa cuci gudang pasti lebih asyik," ujarnya.

6. Bergembira ria bersama keluarga walau tak mudik, siapa yang ingat pada anak-anak yatim di panti- panti asuhan?

Sebagian panti tetap buka seperti biasa dan anak-anak tersebut syok luar biasa. Semasa Ramadhan, suasana ceria karena pengunjung dan undangan berbuka bersama datang tanpa henti. Namun, saat Lebaran kian dekat, tak ada lagi yang mengetuk pintu panti.

Ayah bunda bisa ajak anak-anak mengunjungi teman-teman baru mereka di panti. Ini baru solusi sejati atas kekosongan hati.

"Siapkan celengan di sisi ranjang anak. Saban pagi dan sore, semangati anak untuk mengisinya. Pas Lebaran, berikan ke panti asuhan," kata Samsul.

7. Di bangsal anak-anak di rumah sakit, sekian banyak anak hanya bisa berbaring saat Lebaran tiba

Boleh jadi mereka kesepian dan merasa bosan.

"Ayah bunda bisa mengajak anak-anak menjenguk teman-teman mereka yang tengah sakit. Pastikan dokter mengizinkan, ya," pungkas Samsul.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com