Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini yang Terjadi Jika Kita Menghindari Karbohidrat

Kompas.com, 14 Juni 2017, 12:10 WIB
Wisnubrata

Penulis

Pernahkan Anda sakit kepala karena kurang minum? Nah mengurangi karbohidrat juga akan menguras cairan dari tubuh.

“Air mengikuti karbohidrat, artinya jika kita tidak makan karbohidrat dan glikogen habis, maka air pun akan pergi,” kata Gorski. “Bila cairan berkurang bersama elektrolit, maka otak akan terpengaruh. Beberapa akan bisa mengalami sakit kepala karenanya.”

Oleh karena itu, mereka yang mengurangi karbohidrat disarankan untuk sering minum dalam jumlah cukup.

Mengalami konstipasi

Banyak karbohidrat berada pada makanan berserta seperti buah dan sayur. Bila seseorang sama sekali tidak makan karbohidrat, artinya tidak mengkonsumsi serta juga, maka pencernaannya akan terganggu.

“Tanpa cairan yang cukup dan tidak ada serat dari biji-bijian, buah, dan sayur, maka saluran pencernaan kita akan kesulitan membuang sisa makana yang tidak dicerna. Akibatnya kita sulit buang air besar,” papar Cipullo.

Sebaliknya, reaksi tubuh bisa berlawanan, yakni orang akan bolak-balik ke toilet, tergantung pada apa yang kita makan.

“Bila kita mengganti karbohidrat dengan protein kualitas rendah, makanan berlemak, atau makanan tanpa gula dengan pemanis buatan, maka gas akan terbentuk di perut dan bisa terjadi diare,” tambah Bontempo.

Tidak bersemangat

Fungsi kognitif seseorang bisa terhambat bila tidak mengkonsumsi karbohidrat, karena membakar protein dan lemak membutuhkan proses lebih lama daripada memecah glukosa. Selain itu, tanpa karbo otak kita juga tidak akan mendapat dopamin yang membuat kita lebih bergairah.

Terhindar dari diabetes

Ini adalah bagian baiknya. Karbohidrat dan gula akan dengan cepat diubah menjadi glukosa dan membuat insulin ikut naik. “Kenaikan insulin yang berlebih akan membuat gula darah drop sehingga kita merasa lemas. Bila ini terjadi terus menerus, akan terjadi insulin resistan, lalu pre diabetes, dan akhirnya menjadi diabetes,” ujar Bontempo.

Artinya, mengurangi karbohidrat akan membuat kita terhindar dari masalah seperti itu.

Produksi hormon berkurang

gmast3r Kecewa saat bercinta
Diet rendah karbohidrat akan mengurangi produksi hormon, terutama tiroid yang mengatur laju metabolisme. Kurang karbo juga bisa menurunkan kadar testosteron dan meningkatkan kortisol yang menyebabkan lemas, kehilangan dorongan seksual, dan mempengaruhi kekebalan tubuh.

Merasa lebih bertenaga, atau sebaliknya

Ini tergantung pada kondisi masing-masing orang. Mereka yang memiliki kelebihan glikogen dan lemak akan merasa lebih bertenaga ketika melakukan diet tanpa karbohidrat. Namun mereka yang tidak memiliki cadangan lemak bakal kehilangan tenaga karena massa ototnya tergerus.

Meski mengurangi karbohidrat memiliki efek yang baik, namun menghilangkannya sama sekali akan berakibat buruk.

Karenanya disarankan untuk mengkonsumsi karbohidrat dalam jumlah cukup dan dari sumber yang sehat seperti kacang-kacangan, biji-bijian, sayuran, dan buah. Dengan begitu kita akan mendapat manfaat berupa tenaga dan kesehatan, tanpa takut menjadi kegemukan.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang

Halaman:


Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau