Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menyusui Lebih dari 2 Tahun Tak Terkait dengan Gigi Anak Berlubang

Kompas.com, 6 Juli 2017, 17:39 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemberian ASI atau menyusui bayi yang diteruskan sampai lebih dari dua tahun dianggap tak terkait dengan risiko karies (lubang pada gigi) anak.

Hal itu ditegaskan oleh Gerakan Kesehatan Ibu dan Anak (GKIA) dalam surat sanggahan yang dikirimkan kepada Kompas Lifestyle, menjawab artikel mengenai Risiko yang Bisa Timbul Jika Bayi Tetap Menyusui Sampai 2 Tahun.

Disampaikan oleh dr.Supriyatiningsih, Sp.OG, pemberian ASI sebagai makanan terbaik bagi bayi dan anak merupakan rekomendasi dari WHO dan Unicef dalam Global Strategy on Infant and Child Feeding, yang juga dipromosikan oleh Kementrian Kesehatan RI.

Dalam rekomendasi itu diarankan agar ibu melakukan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) segera setelah lahir, menyusui secara eksklusif sejak lahir sampai bayi berumur 6 bulan, mulai memberikan makanan pendamping ASI yang baik dan benar sejak bayi berumur 6 bulan, dan tetap menyusui sampai anak berumur 24 bulan atau lebih.

Terkait dengan risiko karies gigi pada balita, disebutkan bahwa menurut penelitian yang dilakukan di Cina terhadap 392 anak dan dimuat dalam jurnal NCBI ditemukan tiga faktor yang jadi penyebab karies dan gigi berlubang pada anak, yaitu terlalu banyak makan permen, tidak menyikat gigi sebelum tidur, dan orangtua tidak membantu menyikat gigi anak.

"Banyak faktor yang dapat memengaruhi masalah karies gigi dan gigi berlubang, selain makanan yang mengandung gula," dalam surat yang diterima Kompas Lifestyle.

Selain itu, disebutkan bahwa banyak penelitian yang justru tidak menunjukkan adanya hubungan antara lamanya menyusui dengan kejadian karies gigi dan gigi berlubang pada anak.

ASI tidak menyebabkan penurunan derajat keasaman (pH) di mulut bayi dan anak, menimbulkan timbunan kalsium dan mineral di gigi untuk perlindungan gigi, tidak menyebabkan kerusakan gigi kecuali ada sisa makanan lain di dalam mulut, mencegah pertumbuhan bakteri, dan tidak menyisakan ASI di mulut karena akan tertelan semuanya.

Sebaliknya, susu formula yang berbahan dasar susu hewan menyebabkan pH mulut rendah, merusak gigi karena kandungan gulanya, merusak gigi walaupun tidak ada sisa makanan lain di mulut, meningkatkan pertumbuhan bakteri, dan tetesan-tetesannya akan tetap melekat mulut yang meningkatkan risiko kerusakan gigi.
 

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau