Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bateeq Tetap Konsisten Mendesain Batik untuk Orang Muda

Kompas.com - 27/03/2018, 17:45 WIB
Lusia Kus Anna

Penulis

KOMPAS.com - Unsur tradisional atau etnik dalam dunia mode menjadi ciri khas tersendiri. Namun, untuk anak muda, material kain Indonesia tetap perlu ditampilkan dalam siluet modern yang segar dan muda.

Bateeq, produksi pakaian batik siap pakai yang mengkhususkan pada pasar anak muda, menyadari benar hal tersebut.

"Salah satu yang spesial dari Indonesia itu kain batik. Tapi, dulu saya menilai pakai batik kesannya tua atau seperti ibu hamil. Padahal kalau ingin lebih mode, ya bisa dibuat seperti itu," tutur Michelle Tjokrosaputro, CEO Bateeq.

Berawal dari "ketidaksukaannya" pada batik, Michelle justru terpacu untuk membuat batik yang lebih kekinian sehingga dicintai anak muda.

"Untuk anak muda mereka sukanya yang enggak ribet atau ramai motifnya," tuturnya.

Tanpa meninggalkan filosofi batik, Bateeq, kini dikenal sebagai brand batik yang edgy, berenergi, dan berani.

Unsur kenyamanan juga menjadi satu hal yang menjadi perhatian utama koleksi busana Bateeq.

"Apalagi khusus perempuan zaman sekarang, lebih aktif daripada zaman dulu. Mereka butuh pakaian yang nyaman, cutting-nya pas dan look-nya oke," ujarnya.

Michelle Tjokosaputro, desainer dan pendiri Bateeq.Dok Bateeq Michelle Tjokosaputro, desainer dan pendiri Bateeq.
Konsep padu padan juga menjadi ciri khas lainnya. Menurut Michelle, anak muda suka memadukan batik dengan pakaian polos agar tampilan tidak terlalu "penuh".

"Style-nya kalau seperti itu jadi enggak norak," kata desainer yang karyanya sudah sering dipamerkan di ajang fashion internasional itu.

Kelir

Pada koleksi terbarunya yang ia pamerkan di ajang Plaza Indonesia Fashion Week (Kamis, 22/3), ia mengambil tema "Kelir" dengan inspirasi yang berasal dari wayang.

"Makna kelir sendiri bisa berarti warna atau juga sebutan untuk layar yang dipakai saat pertunjukan wayang. Makanya untuk koleksi ini kami bermain-main dengan wayang," katanya.

Michelle mengaku siluet wayang yang ia tampilkan dalam bentuk bayangan itu juga merupakan potret dari kondisi sosial masyarakat saat ini.

"Kita melihat banyak perdebatan politik, kadang sulit untuk ngomong apa adanya lagi. Jadi kami memakai story dari wayang untuk memberikan pesan atau makna tersembunyi," paparnya.

Motif yang ditonjolkan, menurut Michelle, menonjolkan keharmoninas, persaudaraan, dan kedamaian. Koleksi Kelir ini dibuat dalam 60 look dan sekitar 15 di antaranya sudah ditampilkan dalam peragaan busana di Korea Selatan pada pertengahan Maret 2018 lalu.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com